Malang Raya

Prof Mas’ud Said Ungkap KH Tholchah Hasan Tokoh Inovatif dan Pemersatu Umat

Jumat, 30 Mei 2025 | 21:00 WIB

Prof Mas’ud Said Ungkap KH Tholchah Hasan Tokoh Inovatif dan Pemersatu Umat

Prof Mas’ud Said saat menyampaikan testimoninya dalam peringatan haul ke-6 almaghfurlah Prof KH Moch Tholchah Hasan. (Foto: NOJ/Moch Miftachur Rizki)

Malang, NU Online Jatim

Peringatan Haul ke-6 Almaghfurlah Prof KH Moch Tholchah Hasan berlangsung khidmat di Lapangan SMK Plus Al Ma’arif Singosari, Kabupaten Malang, Kamis (29/05/2025). Salah satu tokoh yang memberikan testimoni penuh makna dalam kegiatan ini adalah Prof H M Mas’ud Said, Ketua III Yayasan Sabilillah Malang. 


Prof Mas’ud menyampaikan betapa besar peran KH Tholchah Hasan dalam dunia pendidikan, keagamaan, dan kehidupan berbangsa. Menurutnya, KH Tholchah Hasan merupakan pribadi yang sangat dekat dengan semua kalangan. "Ciri orang baik itu membuat siapa pun merasa diterima, nyaman, dan mendapatkan kebaikan. Itulah Kiai Tholchah," katanya.

 

Ia mengenang bagaimana dirinya pernah diutus oleh Kiai Tholchah untuk menimba ilmu hingga ke luar negeri. Mulai dari Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, hingga negara-negara Asia berpenduduk mayoritas Muslim. Dalam berbagai forum internasional, ketika ditanya negara Muslim yang besar, demokratis, rukun, dan makmur, jawabannya sering kali adalah Indonesia. Dan itu karena peran besar Nahdlatul Ulama.


Prof Mas’ud juga menyoroti peran strategis wilayah Singosari dalam sejarah NU dan pendidikan Islam di Indonesia. Menurutnya, jika dilacak secara historis, Singosari memiliki kontribusi penting melalui tokoh-tokoh besar seperti KH Hamimuddin (1835), KH Thohir, hingga KH Masjkur.


"KH Tholchah Hasan adalah penerus perjuangan para tokoh tersebut. Dari Singosari lahir inisiatif besar seperti pendirian Universitas Islam Malang (Unisma)," terangnya.


Bahkan Masjid Sabilillah di Kota Malang, yang kini dikenal sebagai masjid percontohan nasional, juga dibangun oleh tokoh-tokoh asal Singosari. Begitu pula dengan lembaga-lembaga pendidikan Ma’arif, termasuk SMK Plus Al Ma’arif, yang terus berkembang pesat.


Prof. Mas’ud menceritakan bahwa Kiai Tholhah merupakan pribadi yang sangat disiplin dan istiqamah dalam beribadah. Di bidang pendidikan, KH Tholchah dikenal sebagai tokoh pembangun lembaga yang berkualitas. Ia membangun dari jenjang TK hingga sekolah berasrama (boarding school) dengan standar mutu yang tinggi. Baginya, kualitas pendidikan jauh lebih penting daripada kuantitas murid.


Salah satu nilai yang terus ditanamkan KH Tholchah kepada para murid dan koleganya adalah pentingnya inovasi. Menurut Prof Mas’ud, keberlanjutan dari kebaikan adalah kunci dari ibadah yang hakiki. Karena itu, ia meyakini bahwa SMA, SMP, dan SMK Al Ma’arif Singosari akan terus tumbuh dan berkembang jika tetap memegang nilai dan pesan luhur dari KH Tholchah Hasan.


KH Tholchah Hasan lahir pada 10 Oktober 1936 dan wafat pada 29 Mei 2019 dalam usia 83 tahun. Dalam usia tersebut, Prof Tholchah mengabdikan diri sepenuhnya untuk dunia pendidikan dan keumatan. Warisan Prof Tholchah bukan hanya dalam bentuk fisik lembaga, tetapi juga nilai, semangat, dan keteladanan.


Prof Mas’ud Said mengakhiri testimoni dengan mengajak semua pihak, khususnya alumni dan penerus Yayasan Al Ma’arif Singosari untuk terus meneladani spirit dan visi Kiai Tholchah Hasan dalam menciptakan pendidikan Islam yang berkualitas, modern, dan tetap berakar pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).