• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Malang Raya

Mahasiswa UB Kembangkan Telur Keong Mas Jadi Obat Luka Diabetes

Mahasiswa UB Kembangkan Telur Keong Mas Jadi Obat Luka Diabetes
Tim mahasiswa UB Malang saat melakukan riset telur keong mas sebagai obat diabetes. (Foto: NOJ/HM)
Tim mahasiswa UB Malang saat melakukan riset telur keong mas sebagai obat diabetes. (Foto: NOJ/HM)

Malang, NU Online Jatim

Angka penderita diabetes melitus merupakan salah satu penyakit mematikan dengan kasus tinggi di Indonesia. Melihat itu, tiga mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Brawijaya Malang, Silvi Zakiyatul Ilmiyah, Divai Nabilah, dan Chosiatun Nafingah, meneliti telur keong mas sebagai obat alternatif diabetes.

 

Penelitian mereka ikutkan dalam program Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang riset eksakta oleh Dikti.

 

"Kita baca jurnal penelitian, dijelaskan terdapat banyak kandungan karotenoid yang tinggi pada telur keong mas, dan ini berperan dalam penyembuhan luka," kata Silvi kepada NU Online Jatim, Jumat (20/08/2021).

 

Telur keong mas, lanjut Silvi, diekstrak sehingga didapatkan zat warna karotenoid berupa cairan kental berwarna oranye serta sel punca mesenkim yang nantinya kedua bahan tersebut akan dikombinasikan pada perban sebagai dressing luka. Fungsinya untuk menjaga luka agar tetap lembab dan bakteri dari luar tidak masuk kedalam.

 

"Riset ini dalam rangka mengembangkan penelitian terdahulu, kami berinovasi menambahkan sel mesenkim dicampur dengan telur keong mas untuk meningkatkan efektivitas," tambah santri yang saat ini belajar di Pondok Pesantren Nurul Furqon Malang tersebut.

 

Setelah ekstrak didapat, lanjut Silvi, kemudian langsung diujikan terhadap 16 tikus (mencit) sebagai model hewan diabetes.

 

"Mencit dipilih sebagai hewan uji coba sebab karakteristik reproduksinya mirip dengan hewan mamalia lain. Struktur anatomi, fisiologi serta genetiknya mirip dengan manusia," terang gadis yang juga menjadi tutor privat di Santri Cendekia tersebut.

 

Silvi menjelaskan, untuk memberikan luka diabetes, tikus tersebut  disuntik dengan Streptozotocin (STZ) yang merupakan zat antineoplastik alkilasi yang sangat beracun bagi sel beta pankreas penghasil insulin pada mamalia.

 

"Sehingga kandungan darahnya langsung tinggi dan terdapat luka diabetes," ungkapnya.

 

Penutupan luka ditinjau dari epitelisasi kulit dari hewan coba. Penelitian tersebut juga diawasi oleh dokter hewan dan dosen pembimbing penelitian. Hasilnya, luka cepat sembuh ketika diolesi ekstrak yang dihasilkan dari telur keong mas.

 

Silvi mengisahkan, bukan tanpa hambatan ia bersama rekannya melakukan riset di masa pandemi. Riset yang semestinya dimulai Juni baru bisa dilakukan pada Agustus. Syarat melakukan riset di laboratorium juga lebih ketat.

 

Editor: Nur Faishal


Malang Raya Terbaru