Malang, NU Online Jatim
Ratusan masyarakat antusias mengikuti shalat sunnah Kusuf atau gerhana matahari di Masjid Baiturrahman Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (20/04/2023). Tak hanya melaksanakan shalat Kusuf, masyarakat juga turut menyaksikan proses gerhana matahari hibrida dengan bantuan kaca mata gerhana yang disediakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Karangkates.
"Gerhana matahari sesuai dengan data kita kontak mulai pukul 09.27 WIB dan puncaknya pukul 10.52 WIB, kami sudah melakukan pengamatan. Dan sekarang posisi bulan sudah mulai sedikit demi sedikit meninggalkan matahari, dan nanti kontak terakhir sekitar 12.22 WIB," kata Ma'muri, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Karangkates Malang.
Ia menjelaskan, pengamatan gerhana matahari hibrida di Masjid Baiturrahman Kepanjen terpantau cukup jelas, meskipun sempat tertutup awan berjalan. Namun dapat dilihat prosesi dari awal sampai akhir.
“Kami juga telah menyediakan 10 kaca mata gerhana, sehingga masyarakat bisa melihat secara langsung gerhana dengan kaca mata yang kami sediakan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kabupaten Malang, KH Achmad Noer Junaidi menuturkan, shalat gerhana matahari yang digelar di Masjid Agung Baiturrahman ini merupakan salah satu tuntunan dari Rasulullah SAW yang disunnahkan ketika ada fenomena gerhana.
"Ini (shalat gerhana) merupakan sunnah Rasulullah, baik gerhana matahari maupun rembulan. Umat Islam dianjurkan untuk shalat. Lalu setelah shalat dilanjutkan ada khutbah seperti, di samping juga ini sebagai kebersamaan kita," tuturnya.
Terpisah, Bupati Malang HM Sanusi yang turut hadir dalam kegiatan ini juga menyampaikan rasa syukur lantaran bisa melaksanakan shalat sunnah Kusuf dan melihat gerhana matahari hibrida bersama masyarakat.
"Di Pemkab Malang memang baru pertama kali ini saya shalat sunnah Kusuf bersama masyarakat. Ini dua puluh tahun sekali ada fenomena seperti ini. Ini salah satu ajaran Rasulullah sehingga kita menjalankan saja syariatnya Rasulullah," terangnya.
Dari pantauan NU Online Jatim, masyarakat tampak antusias untuk menyaksikan proses gerhana matahari hibrida. Bahkan tidak sedikit warga yang mengajak anak-anaknya untuk melihat fenomena alam yang terjadi tersebut.
