• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

MUSKERWIL NU JATIM

Halaqah Sejarah NU Harap Pencatatan Historiografi NU Lokal Kian Masif

Halaqah Sejarah NU Harap Pencatatan Historiografi NU Lokal Kian Masif
Kegiatan Halaqah Sejarah Nahdlatul Ulama bertajuk Peta Historiografi NU Lokal Jatim saat Muskerwil NU Jatim. (Foto: NOJ/ Haafidh NS Yusuf)
Kegiatan Halaqah Sejarah Nahdlatul Ulama bertajuk Peta Historiografi NU Lokal Jatim saat Muskerwil NU Jatim. (Foto: NOJ/ Haafidh NS Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim
Halaqah Sejarah Nahdlatul Ulama digelar sebagai salah satu rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) NU Jawa Timur di Pondok Pesantren Mojosari, Nganjuk, Ahad (25/12/2022). Agenda ini mengusung tema “Peta Historiografi NU Lokal Jatim”.


Adapun narasumber yang hadir di antaranya sejarawan NU Riadi Ngasiran, Pengurus Wilayah Lembaga Ta'lif wa Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur Ayung Notonegoro, dan Pengasuh Pondok Pesantren Mojosari Kiai Abdul Halim Alfarobi.


Pada kesempatan itu, Ayung Notonegoro menjelaskan penulisan mengenai peristiwa bersejarah baik tentang pesantren, kiai dan NU harus segera dilaksanakan. Upaya penulisan tersebut bertujuan agar Nahdliyin tidak melupakan perjuangan besar Nahdlatul Ulama.


"Penulisan sejarah berperan penting dalam membentuk karakter dan masa depan suatu bangsa," ujar Ayung.


Ketua Komunitas Pegon Banyuwangi itu menjelaskan, penulisan sejarah NU lokal memberikan kontribusi penting untuk memperkaya khasanah sejarah nasional. Sehingga dalam proses pengerjaaannya perlu melibatkan peran aktif berbagai kalangan.


Memaknai sebuah sejarah, lanjut Ayung, bukan berarti menenggelamkan diri pada peristiwa masa lalu, melainkan merupakan bagian dari bentuk takdzim terhadap kontribusi para tokoh penggerak NU dan sebagai bagian dokumen sejarah yang tidak dapat dilupakan.


“Kita semua berharap, sejarah bukan hanya menjadi narasi cerita dari dan oleh siapa yang berkuasa, melainkan menjadi realitas faktual yang dapat dijadikan sebagai rujukan obyektif, dan referensi akademis yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan,” tegas Ayung.


Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Mojosari Kiai Abdul Halim Alfarobi menambahkan, hendaknya masing-masing Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) mengakomodir pembentukan tim penulisan sejarah mulai dari penelitian hingga penerbitan. Dirinya berharap, tim yang dibentuk nantinya dapat menggali sejarah NU lokal dari mulai awal berdiri hingga sekarang.


“Semoga apa yang kita lakukan ini di Pondok Pesantren Mojosari tercatat juga menjadi bagian dari sejarah,” pungkasnya.


Matraman Terbaru