Ketua Sarbumusi NU Nganjuk Sebut Kenaikan BBM Persulit Rakyat
Ahad, 25 September 2022 | 16:00 WIB
Haafidh Nur Siddiq Yusuf
Kontributor
Nganjuk, NU Online Jatim
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Nganjuk HM Basori, menyayangkan sikap pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Salah satu alasannya adalah kondisi masyarakat yang baru saja bangkit dari kemerosotan akibat pandemi Covid-19.
“Kenaikan BBM ini merupakan sebuah keprihatinan nasional, karena dengan naiknya BBM otomatis akan mempengaruhi seluruh sektor usaha,” ungkap Basori saat dihubungi NU Online Jatim, Ahad (25/09/2022).
Basori menyebutkan, kebijakan pemerintah tersebut terlalu berani dan menyengsarakan rakyat. Menurutnya, kebijakan menaikkan BBM seharusnya menjadi solusi terakhir jika tujuannya untuk memenuhi kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pemerintah dapat menggunakan cara lain seperti efisensi terhadap gaji pegawai, efisiensi belanja rutin pemerintah termasuk lembaga negara yang tidak begitu penting bisa lebih dirasionalkan. Selain itu, pemerintah dapat memaksimalkan pendapatan dari sektor yang lain, seperti maksimalisasi pajak dan pendapatan non pajak.
“Jangan sampai terus-terusan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang sebetulnya menjadi beban APBN yang sangat besar,” tegas mantan anggota DPRD Nganjuk ini.
Ia melanjutkan, kenaikan harga bahan pokok yang diakibatkan BBM naik itu, masyarakat akhirnya juga turut mengurangi pembelian terhadap beberapa barang konsumsi lain non-pokok, baik makanan maupun minuman. Daya beli masyarakat yang seperti itu diprediksi akan menganggu omzet para pedagang kecil.
“Oleh karena itu kami berharap bagaimana kebijakan menaikkan BBM dapat dievaluasi sehingga bisa diturunkan. Sehingga sektor ekonomi masyarakat kecil bisa hidup kembali. Karena memang dampak kenaikan harga BBM ini pendapatan masyarakat jadi semakin seret, rakyat jangan dipersulit,” kata Basori.
Sementara itu, Edi (45) salah satu pedagang di Pasar Wage, Nganjuk, mengeluhkan kenaikan harga BBM yang membuat harga pasar yang tidak stabil. Hal tersebut berdampak pada modal yang harus dikeluarkan bertambah.
"Istilahnya belanja sekian, penjualan sekian. Belum laku sudah naik lagi, belanjanya susah lagi. Tombok terus, jadi susah buat nyari keuntungan sehari-hari," pungkasnya.
Terpopuler
1
Seleksi Ansor Magang Jepang 2025 Dibuka, Simak Ketentuannya
2
Diresmikan Bupati, Gedung MWCNU di Bangkalan Diharap Jadi Penggerak Organisasi
3
PMII Rayon Ibnu Aqil Gelar PKD ke-31 di Singosari, Cetak Kader Intelektual Progresif dan Militan
4
Ratusan Santri Pagar Nusa Malang Meriahkan Kejurcab III
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Tingkatkan Kompetensi Guru, LP Ma’arif NU Blitar Gelar Workshop Deep Learning
Terkini
Lihat Semua