• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

Konstruksi Gender dalam Problematika Childfree Jadi Fokus Kajian PMII di Pacitan

Konstruksi Gender dalam Problematika Childfree Jadi Fokus Kajian PMII di Pacitan
Bincang santai keperempuanan oleh PMII STAINU Pacitan. (Foto: NOJ/Anwar Sanusi)
Bincang santai keperempuanan oleh PMII STAINU Pacitan. (Foto: NOJ/Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online Jatim

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) rayon Sunan Kalijaga Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Pacitan menggelar Bincang Santai Keperempuanan bertajuk ‘Konstruksi Gender dalam Problematika Childfree dan Perspektif Islam’. Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula kampus setempat, Ahad (09/04/2023).


Alumni PMII Kota Malang sebagai narasumber, Amy Fayla Sufa mengatakan, childfree adalah mereka yang tidak memiliki anak biologis dan tidak berkeinginan secara mendalam untuk memiliki anak, baik dengan cara adopsi maupun jalan lain. Menurutnya, childfree dapat dipengaruhi dari faktor personal dan sosial.


"Di antaranya adalah kurangnya keinginan untuk menjadi orang tua dan tidak mempunyai insting sebagai orang tua, juga melihat efek anak-anak pada keluarga dan teman," katanya.


Ia menyampaikan, faktor ekonomi dan kultur juga mempengaruhi childfree. Pasalnya, orang yang terlalu sibuk dengan pekerjaan juga menjadi alasan untuk childfree karena tidak sempat memikirkan hadirnya anak.


"Faktor selanjutnya, orang tua tidak membutuhkan perhatian anak sendiri ketika terlalu renta atau mendekati kematian, karena telah tersedianya fasilitas hari tua atau hubungan yang tidak harmonis dengan anak," jelasnya.


Menurutnya, childfree bertentangan dengan tujuan utama pernikahan yaitu untuk menggapai sakinah, mawaddah, dan rahmah. Childfree bukanlah pemikiran yang dibangun dari aqidah Islam, ini adalah buah dari aqidah liberalisme (kebebasan) dan sekulerisme (memisahkan agama dengan kehidupan).


Ia juga menegaskan, penganut childfree percaya bahwa hal itu merupakan manifestasi evolusi tertinggi perempuan, dimana perempuan berhak atas tubuhnya dan mendobrak tuntutan sosial untuk tidak melahirkan karena berbagai alasan.


“Ini adalah suatu penyimpangan fitrah yang dilakukan atas kemauan sendiri, sehingga menjadi suatu pandangan yang subjektif. Dalam Islam apabila tidak mendayagunakan fungsi tubuh adalah jahil, sedangkan mendayagunakan secara berlebihan adalah dzalim,” tandasnya.


Matraman Terbaru