• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Lajnah Turats Al-Tarmasi Kaji Karya Ulama Nusantara yang Mendunia

Lajnah Turats Al-Tarmasi Kaji Karya Ulama Nusantara yang Mendunia
Lajnah Turats Al-Tarmasi saat melakukan kajian kitab Tsulasiat Al-Bukhori karya Syaikh Mahfudz bin Abdullah At-Turmusi yang mendunia. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)
Lajnah Turats Al-Tarmasi saat melakukan kajian kitab Tsulasiat Al-Bukhori karya Syaikh Mahfudz bin Abdullah At-Turmusi yang mendunia. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online Jatim
Lajnah Turats Al-Tarmasi melakukan kajian kembali terhadap manuskrip kitab Tsulasiat Al-Bukhori karya Syaikh Mahfudz bin Abdullah At-Turmusi. Kajian ini dipusatkan di gedung perkuliahan Ma’had Aly Al-Tarmasi, Pacitan, Rabu (27/04/2022).


Spirit kepedulian terhadap karya ulama Nusantara tersebut dilakukan dengan harapan kitab Tsulasiat Al-Bukhori dapat dicetak ulang oleh penerbit Ma’had Aly Al Tarmasie. Direncanakan, kajian ulang tersebut rampung bulan Syawal 1443 Hijriyah.


Ketua Lajnah Turats Al-Tarmasi, Gus Farkhi Asna menjelaskan, salah satu kitab yang akan dikaji adalah karya tokoh besar ulama Indonesia yang diakui oleh dunia Internasional, yaitu Syaikh Mahfudz At-Turmusi. Selain itu, akan dikaji pula beberapa karya masyayikh Pondok Pesantren Tremas, Pacitan yang masih berupa manuskrip.


“Lajnah ini dibentuk untuk mengkaji dan menulis ulang naskah ulama atau masyayikh Pesantren Tremas yang masih berbentuk manuskrip,” kata Gus Asna kepada NU Online Jatim, Rabu (27/04/2022).


Alumni Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir itu menambahkan, bahwa karya-karya Syaikh Mahfudz At-Turmusi tersebut bisa dibaca oleh khalayak umum setelah dikaji ulang dan dicetak.


Gus Asna menambahkan, bahwa Lajnah Turats ini merupakan bukti kecintaan kepada para masyayikh dan semangat berkhidmah. “Semoga Lajnah Turats ini bisa jadi wasilah khidmah kepada masyayikh Tremas dan ulama Nusantara, serta mencintai karya-karyanya,” harapnya.


Menurut Gus Asna, semakin tekun dalam mengkaji karyanya, maka seseorang akan semakin dekat pula dengan kehidupannya. Sebab, nantinya semakin banyak diketahui sejumlah keteladanan yang dicontohkan ulama tersebut.


“Dengan mempelajari karya ulama, maka kita akan meneladani akhlak dan kedalaman ilmunya, serta mengenal lebih dalam perjalanan hidup para sesepuh,” tandasnya.


Diketahui, Syekh Muhammad Mahfudz berasal dari pelosok Jawa Timur, yakni Desa Tremas Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan. Ia merupakan seorang ulama Nusantara yang mendunia. Karena daerah asalnya itu, ia dikenal dengan sebutan Syekh Mahfudz Tremas. Ia hidup di rentang masa antara tahun 1868 M dan wafat pada 1920 M.


Berkat keilmuan yang diakui oleh ulama-ulama di tanah Arab, Syekh Mahfudz menjadi guru besar ilmu-ilmu keislaman di Makkah. Di samping itu, ia menulis banyak karya dalam bahasa Arab dengan berbagai disiplin keilmuan.


Matraman Terbaru