• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Matraman

LPBINU Ponorogo Istiqamah Lakukan Mitigasi Bencana

LPBINU Ponorogo Istiqamah Lakukan Mitigasi Bencana
Ketua LPBINU Ponorogo, Novi Trihartanto. (Foto: NOJ/ Zen Muhammad)
Ketua LPBINU Ponorogo, Novi Trihartanto. (Foto: NOJ/ Zen Muhammad)

Ponorogo, NU Online Jatim
Mitigasi bencana terus dilakukan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Ponorogo di tengah isu bencana siklon tropis saat ini. Mitigasi tersebut di antaranya dengan menyiapkan warga tangguh bencana berbasis kearifan lokal.


Ketua LPBINU Ponorogo, Novi Trihartanto mengatakan, tahun ini menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Indonesia akan dilanda cuaca ekstrim yang namanya siklon tropis.


"Siklon tropis itu adalah anomali cuaca. Yakni, cuaca yang hadir tidak semestinya atau cuaca yang lebih ekstrim. Kalau panas, malah panas banget dan kalau dingin, justru dingin banget. Bisa juga mestinya musim hujan tapi masih kemarau atau sebaliknya," katanya saat dihubungi NU Online Jatim, Senin (26/09/2022).


Novi mengungkapkan, dampak dari hal itu di wilayah Ponorogo karena wilayah dataran tinggi salah satunya adalah berupa munculnya titik-titik kekeringan. Maka, mitigasi yang dilakukan salah satunya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) relawan tangguh bencana.


"Itu dilakukan untuk menghadapi munculnya siklon tropis atau cuaca ekstrim tadi," terangnya.


Selain itu, pihaknya juga menyiapkan alat-alat yang membantu apabila terjadi siklon tropis, seperti menyiapkan sistem komunitas masyarakat yang siap. "Yaitu sistem peringatan dini di komunitas masyarakat," ucapnya.


Hal itu, menurutnya sangat tepat dengan menggandeng desa tangguh bencana agar nantinya masyarakat tangguh bisa menyelamatkan masyarakat yang lain. Tentu, hal tersebut dilakukan dengan tanpa melupakan kearifan lokal.


"Contohnya seperti menggunakan kentongan dan tiang listrik atau pluit sebagai tanda peringatan bencana. Serta, membuat kesepakatan kalau bunyi sekali tanda bencana apa dan seterusnya," paparnya.


Disebutkan, beberapa waktu lalu LPBINU Ponorogo di Desa Karang Gebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo memanfaatkan tiang listrik sebagai alat bantu early warning system (EWS). “Dan tidak lupa LPBINU Ponorogo akan terus bekerja sama dengan BPBD setempat,” pungkasnya.


Matraman Terbaru