• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

Makna Hari Pahlawan menurut Gus Luqman Pacitan

Makna Hari Pahlawan menurut Gus Luqman Pacitan
Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, KH Luqman Harits Dimyathi. (Foto: NOJ/ISt)
Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, KH Luqman Harits Dimyathi. (Foto: NOJ/ISt)

Pacitan, NU Online Jatim

Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, KH Luqman Harits Dimyathi atau Gus Luqman menyampaikan makna hari pahlawan dalam konteks masa kini. Menurutnya, pahlawan adalah individu yang berani dan tegas dalam membela kebenaran, serta menjunjung tinggi integritas moral.


"Makna pahlawan secara umum adalah orang-orang pemberani, tentu berani dalam membela kebenaran," katanya, Jum’at (10/11/2023).


Koordinator Gerakan Nasional Ayo Mondok itu mengatakan, definisi pahlawan telah berubah seiring dengan perkembangan zaman. Pahlawan masa lalu adalah mereka yang bersedia mengorbankan jiwa dan raga demi negara dan agama.


"Konteks pahlawan yang dulu adalah orang yang berani mempertaruhkan jiwa dan raga untuk negara dan agama," terangnya.


Namun, dalam konteks sekarang menjadi pahlawan berarti berani berbicara dan mengungkapkan kebenaran, terutama jika itu memiliki dampak positif bagi masyarakat. "Dalam konteks sekarang, orang yang berani mengatakan kebenaran kalau memang itu benar juga disebut pahlawan," jelasnya.


Dirinya menilai, pahlawan tak terbatas pada satu kelompok sosial. Baik ulama, santri, pejabat, atau negarawan dapat disebut pahlawan jika mereka berani menyuarakan kebenaran, tanpa takut terhadap potensi risiko atau kontroversi. Dalam konteks sejarah Indonesia, pahlawan-pahlawan masa lalu merebut kemerdekaan dari penjajah dengan berbagai cara.


Namun, sekarang pahlawan juga mereka yang berkontribusi pada pemeliharaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tidak hanya melalui perjuangan fisik, tetapi juga melalui keberanian berkata jujur dan kritis.


Gus Luqman memberikan contoh salah satu pengasuh Pondok Tremas Pacitan, Kiai Hamid Dimyathi yang dianggap pahlawan atas perjuangannya melawan penjajah serta pemberontak yang ingin merongrong dasar negara.


“Gelar pahlawan bagi Kiai Hamid tidak datang dari permintaan keluarga, melainkan merupakan upaya dari Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk menghormati jasa-jasanya,” paparnya.


Gus Luqman juga mengingatkan agar senantiasa berkata benar, walaupun dunia yang terus berubah, berbicara jujur dan berani menghadapi tantangan adalah bentuk pahlawanisme yang tak kalah berarti dari perjuangan fisik masa lalu.


"Katakanlah kebenaran walau itu pahit, Selamat Hari Pahlawan," tandasnya. 


Matraman Terbaru