• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Matraman

Ratusan Santri Pondok Kikil Pacitan Dibekali Tips Hidup Berkah

Ratusan Santri Pondok Kikil Pacitan Dibekali Tips Hidup Berkah
Ustadz Sardi di acara Penutupan Kajian Kitab di Pesantren Al Fattah, Kikil, Arjosari, Pacitan. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)
Ustadz Sardi di acara Penutupan Kajian Kitab di Pesantren Al Fattah, Kikil, Arjosari, Pacitan. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online Jatim

Ustadz  Sardi, Alumni Perguruan Islam Pondok Tremas, Kabupaten Pacitan menyampaikan bahwa guna mencapai keberkahan hidup dibutuhkan ilmu yang berkah dan bermanfaat. Bagi santri, ilmu yang bermanfaat merupakan bekal terbaik untuk terjun di masyarakat.


 Hal itu disampaikan Ustadz Sardi dalam acara peringatan Nuzulul Qur’an dan Penutupan Program Kajian Ramadhan di Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan, Kamis (21/04/2022) malam. 


“Salah satu yang menjadikan santri agar hidup barokah adalah ilmunya dulu yang manfaat. Jikalau ilmunya manfaat, maka insyaallah hidupnya di masyarakat akan berkah,” katanya di hadapan 450 santri Al Fattah Kikil di auditorium KH. Bakri Hasbulloh Lantai 02 pondok setempat.


Ustadz Sardi menukil dari kitab ta'lim muta'allim untuk menjelaskan syarat-syarat mencari ilmu yang bermanfaat. "Yaitu seorang santri, dia tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan menghormati guru yang telah mengajarkan ilmu kepadamu," tuturnya.


Ia juga menyampaikan motivasi bahwa sifat tawadhu termasuk akhlak orang yang bertaqwa. Sehingga Nabi Muhammad SAW kala itu menjadi panutan umat muslim berkat sifat tawadhu.


"Kalau bahasa santri sini. Entah dinasihati, dihukum silahkan. Karena apa? karena mengharap keberkahan dari ustadz. Berbeda dengan anak zaman sekarang yang dinasihati menggerutu, bahkan tidak mau masuk pelajaran sekalian. Padahal untuk memperoleh ilmu itu dengan nasihat para guru," tegas Ustadz Sardi.


Dijelaskan pula, santri juga harus mampu mempertahankan nama baik pesantren ketika telah terjun di masyarakat. Sebab yang mengangkat harkat dan martabat pesantren bukan ustadznya melainkan alumni dari pesantren tersebut.


“Sebagian dari menghormati ilmu adalah menghormati guru. Santri berasal dari kata sun (matahari) dan three (tiga) yang mampu menyinari dirinya, terhadap masyarakatnya, dan terhadap keluarganya,” ujar alumni Pondok Tremas tahun 1987-1988 itu.


Ustadz yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Karengrejo di kecamatan setempat itu mengingatkan, bersyukur itu memberi pujian terhadap nikmat yang telah diberikan dan lisan mengucapkan alhamdulillah, kemudian mengakui segala kenikmatan merupakan pemberian dari Allah SWT.


“Kalau mengucapkan hamdalah dua kali, maka akan ditambah pahalanya. Sedang kalau mengucapkan tiga kali, maka diampuni dosanya,” imbuh ustadz kelahiran Bengkalis itu.


Ustadz humoris itu menjelaskan bahwa seseorang tidak dilihat dari pintar dan tidaknya, tetapi yang pertama dilihat adalah akhlaknya.


“Selagi kalian berakhlak baik, insyaallah kalian akan mengangkat harkat dan martabat Pondok Kikil, begitu juga sebaliknya,” jelasnya.


Editor:

Matraman Terbaru