• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Matraman

‘Sombong Berujung Amsyong’, Sebuah Film Bikinan Fatayat NU di Nganjuk

‘Sombong Berujung Amsyong’, Sebuah Film Bikinan Fatayat NU di Nganjuk
Tangkapan layar film Sombong Berujung Amsyong bikinan Fatayat NU Prambon, Nganjuk. (Foto: NOJ/Haafidh Nur Siddiq Yusuf)
Tangkapan layar film Sombong Berujung Amsyong bikinan Fatayat NU Prambon, Nganjuk. (Foto: NOJ/Haafidh Nur Siddiq Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama Prambon, Nganjuk berhasil memproduksi sebuah film pendek berjudul Sombong Berujung Amsyong. Film berdurasi dua menit yang diluncurkan di channel YouTube Fatayat NU Prambon itu telah diserbu ratusan penonton.


Farida Suroyya, Ketua PAC Fatayat NU Prambon, mengatakan, produksi film pendek pertama kalinya itu tersebut sengaja diluncurkan di momentum bulan suci Ramadhan 1443 Hijriyah. Film tersebut mengajak agar membiasakan bersikap rendah hati, santun dan menghindari sikap sombong dalam hidup bermasyarakat.


“Sekalipun durasinya singkat, semoga pesannya dapat tersampaikan. Insya Allah edisi berikutnya akan disempurnakan,” ungkap Farida saat dihubungi NU Online Jatim, Rabu (06/04/2022).


Sementara itu, penulis skenario sekaligus sutradara film, Latifatul Muawanah, menjelaskan, kisah tersebut terinspirasi dari kehidupan sebagian perempuan, yang pamer perhiasan didepan teman-teman dan tetangganya agar telihat kaya.


Laila menambahkan, banyak pesan yang disampaikan dalam film tersebut. Salah satunya bahwa sikap tawadhu sulit untuk diukur karena merupakan bagian dari sikap batin. Sedangkan yang bisa dilihat adalah dari praktik lahiriyah.


“Apalagi bagi perempuan, tawadhu atau rendah hati mempunyai makna tindakan yang percaya diri, optimis, dan tidak merasa dirinya lebih baik dibandingkan dengan orang lain, sekali pun orang tersebut memiliki banyak kelebihan. Manusia juga tidak akan bisa masuk surga akibat memiliki kesombongan,” jelasnya.


Dikatakan Laila, penggarapan film tersebut terhitung cukup singkat. Hanya berlangsung empat hari mulai dari menulis skrip, menentukan pemeran, membaca naskah, hingga syuting sekaligus editing.


“Bisa dibilang tanpa casting. Pemeran yang terlibat adalah dari pengurus harian dan bidang-bidang Fatayat NU Prambon sendiri. Alhamdulillah mereka sangat antusias memerankan, meskipun harus berulang kali mengulang syuting karena hal baru buat mereka,” tutur Laila.


Dirinya berharap, film tersebut dapat mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak menggunakan harta supaya tidak menjadi fitnah. "Semoga bisa dilanjutkan episode selanjutnya untuk mengedukasi masyarakat terkait isu-isu perempuan, dan anak. Film ini banyak menuai komentar positif," tuturnya.


Matraman Terbaru