• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Matraman

Sumpah Pemuda, Ketua Ansor Nganjuk Ingatkan Soal Pribadi Berkarakter

Sumpah Pemuda, Ketua Ansor Nganjuk Ingatkan Soal Pribadi Berkarakter
Moh Rifai, Ketua PC GP Ansor Nganjuk. (Foto: NOJ/ Hafidz).
Moh Rifai, Ketua PC GP Ansor Nganjuk. (Foto: NOJ/ Hafidz).

Nganjuk, NU Online Jatim

Kemerdekaan bangsa Indonesia tidak pernah  lepas dari peristiwa penting atas lahirnya tiga ikrar satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa dari kongres pemuda tanggal 28 Oktober 1928 silam. Hingga hari ini, tepat 93 tahun berlalu momen sakral tersebut masih terus diperingati sebagai refleksi perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang biasa disebut Hari Sumpah Pemuda.

 

Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nganjuk Moh Rifai mengajak pemuda khususnya kader di organisasinya senantiasa dapat menjadi manusia pembelajar dengan memperkaya keilmuan dan pribadi berkarakter yang selalu berbuat hal bermanfaat.

 

“Sumpah Pemuda itu istimewa maknanya. Tentunya ini menjadi refleksi bagi para pemuda di era ini untuk bisa berbuat lebih dengan memperkaya pengalaman dan wawasan untuk pembangunan daerah,” tutur Rifai saat ditemui NU Online Jatim pada Kamis (28/10/).

 

Selain itu, Rifai menyatakan, peristiwa Sumpah Pemuda menjadi bukti bagaimana keragaman nusantara bisa menjadi sebuah kekuatan. Kekuatan yang muncul dari upaya menekan arogansi mayoritas untuk melindungi minoritas.

 

"Seperti halnya muslim sebagai mayoritas agama tidak memaksakan keyakinannya agar yang tidak sama keyakinannya bisa merasa memiliki bangsa dan tanah air Indonesia," terang alumnus Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri tersebut.

 

Rifai menuturkan, semangat Sumpah Pemuda ini harus dijaga dan dilestarikan. Sebab, menjaga keragaman dan kemajemukan merupakan sunatullah yang dahulu diperjuangkan oleh seluruh komponen bangsa.

 

Dirinya juga berpesan pada generasi milenial agar berhati-hati menerima informasi. Pasalnya, saat ini marak informasi bohong alias hoaks yang tersebar di dunia maya.

  

"Hati-hati menerima informasi dari ruang digital, harus disaring sebelum dishare kemana-mana. Diantara ancaman retaknya rasa kebangsaan kita ini ya dari informasi yang tidak terfilter. Utamanya di medsos yang generasi milineal banyak mengaksesnya," pungkasnya.

 

Penulis: Hafidz Yusuf


Editor:

Matraman Terbaru