• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Intelektual NU Sidoarjo Paparkan Peran Strategis Mahasiswa Jaga Pancasila

Intelektual NU Sidoarjo Paparkan Peran Strategis Mahasiswa Jaga Pancasila
Mukhzamilah (kanan). (Foto : NOJ/Boy Ardiansyah)
Mukhzamilah (kanan). (Foto : NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Intelektual muda NU Sidoarjo, Mukhzamilah memaparkan tantangan peran strategis mahasiswa NU untuk menjaga dan membentengi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Paparan tersebut ia katakan saat mengisi acara webinar nasional memperingati Hari Lahir Pancasila, Kamis (01/06/2023) yang diadakan oleh Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida).

 

“Ada kalanya tantangan muncul di internal masyarakat Indonesia sendiri. Seperti rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan,” katanya.

 

Sementara tantangan eksternalnya adalah pertarungan ideologi yang berlangsung tahun 1945-1990 antara Amerika dan Rusia. Para peneliti menyebutkan nampaknya ada kepentingan dunia yang besar kemudian mencoba mengobrak-abrik negara yang mapan dan besar kejayaan Islamnya. Tantangan eksternal selanjutnya adalah isu kebudayaan global ditandai masuknya berbagai idiologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

“Ada di belakang kita yang perlu kita waspadai. Hasil riset Alvara menyebutkan 23,4 persen mahasiswa setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah,” ungkapnya.

 

Banyaknya mahasiswa yang setuju akan jihad untuk tegaknya negara Islam khilafah itu tidak lain karena mereka mendapat informasi kajian-kajian dari media sosial. Khazanah kitab kuning tidak lagi menjadi rujukan bagi mahasiswa-mahasiwa tersebut.

 

“Hasil riset kami, belasan teroris yang ditemui mengatakan mendapat ajaran radikal melalui Fecebook,” paparnya.

 

Melihat tantangan Pancasila begitu kompleks, perempuan yang mengenyam studi postgraduate di New England University Asutralia pada tahun 2008 itu mengatakan mahasiswa harus membekali diri semaksimal mungkin untuk menangkal virus-virus anti Pancasila. Kumudian tidak boleh acuh jika ada teman yang mulai condong ke kelompok anti Pancasila.

 

“Untuk membentengi Pancasila, Mahasiwa juga harus turut serta membanjiri media sosial dengan meme tentang kajian ulama Aswaja,” ungkapnya.

 

Hal tersebut untuk melawan kelompok yang anti Pancasila dimana satu orang bisa memegang seribu akun media sosial dengan orkresta yang luar biasa.

 

“Oleh karena itu perlu memperbanyak konten ke-NU-an dan nasionalisme di media sosial,” tandasnya. 


Metropolis Terbaru