Sidoarjo, NU Online Jatim
Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Tarik Sidoarjo, H Siaman berharap ke depan jamiyah Nahdlatul Ulama dapat semakin memberikan manfaat kepada masyarakat. Harapan tersebut disampaikan saat sambutan dalam acara Lailatul Ijtima yang dipusatkan di Masjid Desa Singgogaleh, Tarik, Sidoarjo, Rabu (27/07/2022) malam.
Ia menyebutkan, bahwa MWCNU Tarik pada tanggal 25 September 2022 mendatang akan melaksanakan konferensi. Hal tersebut dilakukan karena masa kepemimpinannya di MWCNU Tarik bersama Rais MWCNU Tarik KH Nur Chasan akan berakhir 26 September 2022 mendatang.
“Jadi, satu hari sebelum Surat Keputusan (SK) masa kepemimpinan habis telah dilaksanakan konferensi,” katanya.
Untuk itu, dirinya berharap siapapun yang menjadi penggantinya nanti dapat melanjutkan perjuangan selama lima tahun ke depan. Ia mengatakan, MWCNU Tarik semakin hari akan semakin maju karena ditunjang oleh beberapa fasilitas, seperti adanya Kantor MWCNU dan lainnya.
Pria asal Desa Balongmacekan itu menambahkan, hal yang tidak kalah penting dari itu semua ialah bagaimana NU ke depan semakin bermanfaat untuk umat, khususnya kepada masyarakat sekitar.
“Alhamdulillah, bersama dengan teman-teman pengurus yang lain kami pernah membantu rumah warga yang terkena puting beliung. Hal ini merupakan upaya untuk membantu masyarakat, meski belum sepenuhnya maksimal,” ucapnya.
Disebutkan, di tahun 2022 ini MWCNU Tarik akan mengadakan beberapa agenda kegiatan. Di antaranya, pelatihan imam dah khotib yang akan diikuti dari seluruh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) se-Kecamatan Tarik.
“Kami juga akan melaksanakan ziarah bersama pengurus lembaga, badan otonom NU, dan PRNU di Kecamatan Tarik,” terangnya.
Ia menyebutkan, bahwa saat ini pihaknya tengah merampungkan pembanguna Kantor MWCNU Tarik. “Mulai dari pengecatan, dan pekan depan proses keramik. Fasilitas seperti kipas, proyektor, dan lainnya juga akan dilengkapi guna menunjang kegiatan-kegiatan,” ujarnya.
Menurutnya, gedung MWCNU Tarik tersebut diperbolehkan digunakan untuk Nahdliyin. Baik untuk kegiatan-kegiatan madrasah atau pun hajatan pernikahan, bahkan pula juga bisa digunakan sebagai sarana olahraga.
“Namanya organisasi harus terbuka, tidak boleh ditutup-tutupi, Jika ada masukan silahkan disampaikan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, acara perkumpulan rutinan lailatul ijtima tersebut diawali dengan shalat sunnah, istighatsah, tahlil, pembacaan shalawat, dan santunan anak yatim. Acara kemudian dilanjutkan dengan mauidhoh hasanah, dan diakhiri pembacaan doa.
