Ketua PC GP Ansor Sidoarjo: Kader Ansor-Banser Harus Cerdas
Senin, 6 Januari 2025 | 08:00 WIB

Ketua PC GP Ansor Sidoarjo, Choirul Mu’minin saat menyampaikan arahan dalam acara rutinan PAC MDS Rijalul Ansor Sukodono di Masjid Baitul Hamid, Desa Plumbungan, Ahad (05/01/2024). (Foto: NOJ/Yuli Riyanto)
Yuli Riyanto
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sidoarjo, Choirul Mu’minin mengajak seluruh kader Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) agar menjadi kader yang cerdas dan istiqamah mengikuti kajian hujjah Aswaja an Nahdliyah.
Hal itu disampaikan dalam acara rutinan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Sukodono di Masjid Baitul Hamid, Desa Plumbungan, Ahad (05/01/2025).
“MDS Rijalul Ansor ke depan tidak boleh lepas dari ngaji hujjah Aswaja an Nahdliyah dan Ansor-Banser Sidoarjo harus cerdas. Tidak kemudian apa yang menjadi amaliyah NU kita hanya sekedar untuk dijalankan, tapi benar-benar didasari dengan keilmuan,” katanya.
Lebih lanjut, Choirul memberikan contoh tentang amaliah tahlilan. Dijelaskannya, kata tahlilan berasal dari bahasa Arab tahlil dari akar kata hallala-yuhallilu-tahlil yang berarti mengucapkan kalimat laa ilaiha illallah.
“Bagaimana kemudian dalil-dalil tentang tahlilan ini harus kita pelajari. Oleh karenanya, Ansor-Banser Sidoarjo harus memahami betul apa yang disebut hujjah Aswaja an Nahdliyah dan ini sangat penting, maka kita harus mengaji hujjah Aswaja,” tegasnya.
Dirinya berharap, dalam rutinan MDS Rijalul Ansor ini selain diisi kajian hujjah Aswaja an Nahdliyah, juga dijadikan sebagai ajang diskusi ilmiah tentang ekonomi, sosial dan lainnya. Sesuai dengan tagline yang dicanangkan PC GP Ansor Sidoarjo yaitu “Ngaji, Ngader, Makaryo”.
“Bahwa kader Ansor-Banser harus ngaji, kemudian ngader atau mengajak orang-orang sekitar kita untuk terlibat dan berpartisipasi aktif di Ansor, dan yang ketiga adalah makaryo (bekerja) untuk menciptakan seluas mungkin kemandirian kader,” ungkap Choirul.
Menurutnya, apabila kader Ansor-Banser bisa mandiri, niscaya organisasinya juga akan ikut mandiri untuk menuju GP Ansor yang digdaya. Selain itu, kemandirian kader dapat menghindarkan kader Ansor-Banser dari terjerumus dalam kefakiran.
“Kefakiran ini yang harus kita hindari, hal itu selaras dengan program yang hari ini sedang gencar dilakukan oleh PCNU Sidoarjo yaitu mendirikan Baitul Mal wat Tamwil NU (BMTNU) supaya kader dan warga NU tidak terlilit hutang pinjaman online (pinjol) atau bank cuilan (rentenir),” kata pria alumni Pesantren Mahika Sidoarjo yang juga menjadi pengurus BMTNU PCNU Sidoarjo ini.
Kegiatan rutinan tersebut dihadiri oleh Ketua PC GP Ansor Sidoarjo, Ketua PAC GP Ansor Sukodono beserta jajaran pengurus, Kepala Desa Plumbungan dan Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Plumbungan. Tampak hadir pula, Ketua Takmir Masjid Baitul Hamid, tokoh masyarakat sekitar, dan utusan Pimpinan Ranting (PR) GP Ansor se-PAC Sukodono.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Penghalang Manusia Dekat dengan Allah
2
Konflik Iran-Israel, Gus Nadir Serukan Kembali Memanusiakan Kemanusiaan
3
Menlu RI Segera Evakuasi WNI di Iran Akibat Konflik dengan Israel
4
GP Ansor Jatim Dukung Kegiatan Namen Ben Molong untuk Ketahanan Pangan
5
Sejarah Baru, Unusa Masuk THE Impact Rankings 2025
6
MUI Keluarkan Seruan untuk Perdamaian Timur Tengah
Terkini
Lihat Semua