• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Ketua PCNU Minta LTMNU Sidoarjo Jaga Aswaja Melalui Masjid

Ketua PCNU Minta LTMNU Sidoarjo Jaga Aswaja Melalui Masjid
Ketua PCNU Sidoarjo saat memberi sambutan, Rabu (14/12/2022). (Foto: NOJ/Boy A)
Ketua PCNU Sidoarjo saat memberi sambutan, Rabu (14/12/2022). (Foto: NOJ/Boy A)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, KH Zaenal Abidin menguraikan tugas yang harus dilakukan oleh Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Sidoarjo. Hal tersebut ia sampaikan saat membuka acara workshop IMB dan ID Masjid/Mushola, Rabu (14/12/2022) di Kantor PCNU lantai III. 

 

Di hadapan ratusan takmir masjid yang hadir, Kiai Zaenal menegaskan tidak semua orang mendapat kesempatan untuk menjadi takmir masjid. Karena menjadi pengelola masjid penuh dengan pengabdian dan tidak mendapat gaji. 

 

“Takmir masjid itu tidak digaji, tidak semua orang mau. Tapi kadang juga ada takmir yang tidak mau diganti. Sementra orang saat ini ingin semua dapat gaji,” ujarnya. 

 

Kiai Zaenal mengajak para takmir masjid untuk mengelola masjid secara profesional. Disebutkan masjid tidak hanya menjadi jujugan ibadah sehari-hari, akan tetapi masjid harus menjadi sumber harakah atau perjuangan khususnya di bidang keaswajaan dan ke NU-an.  

 

“Sekarang ini kami prihatin dengan masjid yang setelah shalat Isya’ ditutup dan dikunci. Sehingga orang melaksanakan shalat di serambi masjid. Harusnya masjid bisa menjadi layanan yang baik untuk masyarakat,” tuturnya. 

 

Oleh karenanya, masjid harus dikembalikan sebagaimana fungsi awalnya, yakni sebagai penggemblengan akhlak masyarakat. NU melalui LTMNU mempunyai tugas ini. NU mempunyai banyak masjid di Sidoarjo tidak terkecuali di perumahan. 

 

“Masjid di perumahan ini biasanya masyarakat berebut untuk menjadi takmir, kebiasaan orang NU kalau ada yang mau dia akan mundur. Padahal orang NU harus masuk kepengurusan takmir masjid guna memastikan ajaran Aswaja tetap berlangsung di masjid tersebut,” ujarnya. 

 

Jika masjid NU masih mudah direbut oleh kelompok di luar NU, maka LTMNU masih lemah dalam pengawalan. Jika demikian kewajiban LTMNU memberi pembekalan ke takmir untuk merawat aset fisik berupa masjid dan kegiatan Aswaja. 

 

“Jangan sampai ada masjid di Sidoarjo dikuasai kelompok di luar NU yang nantinya akan membid’ahkan amalan-amalan NU,” tandasnya.


Metropolis Terbaru