• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

LD PBNU: Dakwah bukan Profesi, Tapi Tanggung Jawab Moral

LD PBNU: Dakwah bukan Profesi, Tapi Tanggung Jawab Moral
Nyai Minyatul Ummah, pengurus LD PBNU. (Foto: Tangkap layar youtube @TVNU)
Nyai Minyatul Ummah, pengurus LD PBNU. (Foto: Tangkap layar youtube @TVNU)

Surabaya, NU Online Jatim

Pengurus Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), Nyai Minyatul Ummah menekankan pentingnya peran daiyah sebagai agent of change di tengah masyarakat. Menurutnya, dakwah bukanlah profesi, tapi lebih dari itu ialah tanggung jawab moral.

 

“Dakwah bukan profesi, melainkan tanggung jawab moral. Ia menjadi kewajiban seluruh umat muslim, baik laki-laki maupun perempuan,” ujarnya dalam tayangan video di kanal youtube TVNU, ditonton pada Selasa (26/07/2023).

 

Menurutnya, seorang pendakwah harus tepat sasaran dalam berdakwah, baik dari segi materi yang disampaikan maupun pendengar dalam berdakwah. Oleh sebab itu, keberadaan daiyah perempuan sangat dibutuhkan dalam masyarakat untuk mengangkat isu-isu ekslusif terkait perempuan.

 

“Untuk mengedukasi perempuan tentang permasalahan perempuan yang laki-laki tidak tahu rasanya,” terangnya.

 

Dalam hal ini, Ketua Forum Daiyah Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU ini mengharuskan para daiyah untuk lebih peka terhadap isu-isu yang berkaitan dengan perempuan. “Tentang KDRT misalnya, tentang ketidakadilan, atau tentang hak-hak reproduksi wanita,” paparnya.

 

Nyai Minyatul Ummah memaparkan bahwa untuk menjadi seorang daiyah, dibutuhkan beberapa kompetensi. Di antaranya memiliki pemahaman ilmu yang baik, terutama di bidang ilmu agama dan kewanitaan.

 

Selain itu, kemampuan public speaking yang baik juga sangat diperlukan. “Seorang daiyah harus bisa menyesuaikan strategi penyampaian dakwahnya dengan kondisi masyarakat yang menjadi objek sasaran dakwah,” ucap koordinator bidang dakwah Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Barat ini.

 

Tidak hanya itu, ia juga menuntut daiyah untuk terus memperbaiki kualitas dirinya. Seorang daiyah harus mampu menjadi role model bagi masyarakat di sekitarnya. “Tidak hanya mengajak, tapi juga mencontohkan,” imbuhnya.

 

Guru dan juga penceramah di berbagai majelis taklim ini berpendapat bahwa daiyah juga harus memiliki personal branding yang kuat dan karakter yang khas. Hal ini agar ceramah atau dakwah yang disampaikan menjadi lebih menarik dan mampu menjangkau pendengar yang lebih luas.

 

Terakhir, syarat utama yang harus dimiliki oleh setiap daiyah menurut Nyai Minyatul Ummah adalah mereka yang secara aktif terus menerus mengajak kepada kebaikan. “Mengajak saja, bukan memaksa,” tegasnya.

 

Penulis: Bening Nuha Nirmala


Metropolis Terbaru