Surabaya, NU Online Jatim
Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Ning Alissa, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan jika Nawaning berdaya maka pesantren akan berjaya. Karena solusi kekerasan seksual di pesantren adalah perubahan cara berpikir orang-orang yang ada di dalamnya. Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi acara Halaqah II Nawaning Nusantara, Sabtu (11/01/2025) di Harris Hotel & Conventions.
“Nanti silakan Nawaning pikirkan bagaimana cara mengubah pikiran ini. Saya mau memberi perbandingan, di tahun 1970-an para kiai menolak Keluarga Berencana (KB). Namun pada tahun 1980-1990-an Indonesia menjadi model implementasi program kependudukan keluarga berencana dunia yang paling berhasil karena para ulamanya mendukung," katanya.
"Hal ini menunjukkan bahwa ada pergeseran dari yang awalnya menolak lalu mendukung. Dan pemerintah hanya bisa membuat satgas dan peraturan, namun tidak investasi mendorong perubahan cara berpikir," lanjutnya.
Peran Nawaning dalam pencegahan kekerasan seksual menurut Ning Alissa sangat banyak. Pertama sebagai pribadi Nawaning bisa menjadi uswatun hasanah, menjadi perempuan yang berani, berintegritas, selaras antara pikiran, tindakan dan ucapan. Kemudian bertindak dengan nilai-nilai agama yang kuat.
“Kedua sebagai istri, bagaimana mewujudkan keluarga maslahat an-nahdliyah," terangnya.
Oleh karena itu, Ning Alissa mengajak seluruh Nawaning yang hadir untuk tidak hanya menjadi pendidik dan pengasuh, melainkan juga sebagai penggerak masyarakat. "Kita harus hadir sebagai pendidik, pengasuh serta penggerak masyarakat, agar suara kita di dengar di luar pesantren," ujarnya.
Ning Alissa juga mengajak Nawaning untuk tampil di konteks yang lebih besar. Ning Alissa menceritakan dirinya sering diundang ke luar negeri untuk berbicara terkait keluarga Islami.
“Nanti suatu saat Nawaning yang harus berangkat. Dan yang terakhir tugas Nawaning sebagai advokat kebijakan,” tandasnya.