Metropolis

Ning Firda Lirboyo Ceritakan Awal Terjun ke Dunia TV

Jumat, 1 November 2024 | 14:00 WIB

Ning Firda Lirboyo Ceritakan Awal Terjun ke Dunia TV

Ning Firda (Kiri) dan Ning Uswah Syauqi. (Foto: NOJ/Uswah Syauqi)

Mojokerto, NU Online Jatim

Ning Dhimirotul Firdaus, Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri menjelaskan awal mulanya masuk di media TV. Awalnya, Ning Firda sapaan akrabnya masuk di komunitas AIS Nusantara Women’s Fiqh Studies. Hal tersebut ia sampaikan di Podcast di Kanal YouTube Rundingan, Rabu (30/10/2024).


“Di AIS kita membuat konten-konten fikih yang sederhana, dimana saat itu juga sekitar tahun 2016 masifnya konten-konten hijrah. Alhamdulillah konten-konten fikih kita meskipun membahas hal yang sederhana namun banyak mendapat respons positif,” katanya.


Respons baik dari konten-konten Ning Firda membuat TV 9 tertarik untuk merekrut menjadi pembicara di acara Kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Kiswah) Female. Berbicara di depan kamera TV, Ning Firda awalnya kesulitan hingga sering kali mengulang-ulang.


“Saya sampai tidak enak dan minta maaf ke Merita selaku produsernya. Saya biasanya ngajar santri saja tidak pernah di TV. Alhamdulillah Merita baik sekali, beliau mengatakan tidak apa-apa nanti latihan,” terangnya.


Ning Firda lantas berlatih di depan cermin dan meniru gaya ceramah Bu Nyai Hj Ucik Nur Hidayati. Berproses cukup lama dan jam terbang lebih banyak membuat Ning Firda punya gaya tersendiri dalam menyampaikan ceramah di TV 9.


“Saya sampai pernah nangis karena merasa tidak enak ke kameramen, editor, Merina dan lain-lain. Tapi alhamdulillah mereka semua memberi support penuh,” ungkapnya.


Dari TV 9 inilah Ning Firda kemudian banyak diundang ke mana-mana untuk menyampaikan ceramah, karena telah berproses di TV 9 Ning Firda sudah tidak lagi sulit menyampaikan ceramah.


“Saya pernah mengisi di acara mahasiswa baru Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya jumlahnya sekitar 5 ribu mahasiswa. Pertama saya memang diundang, kedua dijebak untuk menggantikan Habib Ja’far,” kisahnya.


Menurutnya, bertemu dengan orang banyak adalah sumber energi, inspirasi, menyenangkan yang membuat dirinya berfikir untuk melakukan hal-hal baru.


“Alhamdulillah keluarga mendukung, tapi juga ada yang tidak suka saya sebagai orang pesantren menjadi pembicara di TV. Yang membuat bahagia adalah keluarga memberi support penuh,” tandasnya.