• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

PMKNU Jatim II, Kiai Marzuki Tekankan Pentingnya Pengkaderan NU

PMKNU Jatim II, Kiai Marzuki Tekankan Pentingnya Pengkaderan NU
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar tekankan pentingnya pengkaderan NU saat pembukaan PMKNU) Jatim II di Gedung BBPMP Provinsi Jatim, Rabu (01/03/2023). (Foto: NOJ/ MR)
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar tekankan pentingnya pengkaderan NU saat pembukaan PMKNU) Jatim II di Gedung BBPMP Provinsi Jatim, Rabu (01/03/2023). (Foto: NOJ/ MR)

Surabaya, NU Online Jatim

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Marzuki Mustamar menekankan pentingnya pengkaderan di Nahdlatul Ulama. Penegasan disampaikan saat pembukaan Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) Jatim II yang dipusatkan di Gedung Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jatim, Rabu (01/03/2023).


Ia mengatakan, organisasi Nahdlatul Ulama wajib terus berjalan dan eksis, tidak boleh mandek. Sebab keberadaan NU untuk mengawal banyak hal, seperti mengawal agama dan mengawal akidah Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja.


“Lalu juga mengawal pendidikan untuk anak-anak kita, mengawal ekonomi masyarakat dan umat, lalu mengawal bangsa dan negara,” ujarnya.


Kiai Marzuki menyampaikan, jika risalah NU baik diniyah, ijtimaiyah, juga wathaniyah, sampai berhenti dan mandek serta tidak ada yang mengawal, dikhawatirkan pada saatnya Ahlussunnah wal Jamaah akan kedodoran.


“Bisa juga bubar, sebagaimana di beberapa negara yang ahlussunnahnya punah, lalu negaranya juga bubar, dan umat tidak terlindungi nyawanya,” ungkapnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang itu menyebutkan, tantangan NU ke depan semakin berat. Oleh karenanya pengkaderan atau mengupgrade sumber daya manusia (SDM) tidak boleh tidak harus dilakukan.


“Tidak mungkin pengurusnya hanya itu-itu saja, kemampuannya hanya begitu-begitu, gak pernah ada upaya mengupgrade mereka. Padahal sosialis dan kapitalis semakin ngetop, dan kelompok-kelompok lain di luar kita semakin hebat dan terus meningkatkan kualitas SDM. Maka, ikhtiar kita untuk terus melestarikan NU jangan sampai kalah dengan yang lain,” katanya.


Menurutnya, pengurus NU datang dari latar belakang yang bermacam-macam. Ada yang alumni pesantren, dan ada pula yang lahir dari organisasi-organisasi di bawah naungan NU meski tidak pernah mengenal pendidikan pesantren. Sebab itu, pengkaderan itu untuk mempertemukan kader dari berbagai latar belakang untuk saling mengasah, mengasuh, dan melengkapi, untuk menjadi satu kekuatan.


“Kita ingin di era seperti apapun gerakannya tetap ala NU, yakni dengan mengopeni pondok, mengopeni ngaji kitab, kehormatan diopeni, dan tentu kepentingan nasional juga diopeni. Pengkaderan ini dalam rangka merajut potensi yang beda-beda itu,” tegasnya.


Kiai Marzuki pun menyampaikan pertanyaan bernada anekdot dari sejumlah kalangan. “Kadang kita bertanya pengurus sudah pinter kok ikut pengkaderan itu untuk apa? Masak profesor ikut pengkaderan? Jenengan ahli di bidang kopi, tapi belum ahli di bidang bikin sate Madura. Jadi orang itu ahli di satu sisi tapi belum tentu ahli di bidang yang lain,” ucapnya.


Dirinya menuturkan, bahwa tagline PBNU di kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum yaitu merawat jagat dan membangun peradaban. Tentu, untuk membangun peradaban dunia perlu menyiapkan SDM yang mumpuni.


“Oleh karena itu, pengkaderan itu sangat penting supaya NU bisa berperan di kancah global,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru