• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Sejumlah Kalangan Protes Keras Penyelenggaraan MQK Jatim

Sejumlah Kalangan Protes Keras Penyelenggaraan MQK Jatim
Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) VII yang diselenggarakan PD Pontren Kemenag Jatim. (Foto: NOJ/ikhac.ac.id)
Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) VII yang diselenggarakan PD Pontren Kemenag Jatim. (Foto: NOJ/ikhac.ac.id)

Surabaya, NU Online Jatim

Kementerian Agama Jawa Timur lewat Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren atau PD Pontren menyelenggarakan Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat provinsi tahun 2023. Kegiatan yang dipusatkan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto sejak 5 hingga 8 Juni 2023 tersebut diikuti 1.148 santri dari seluruh Jawa Timur.


Namun, di balik acara yang diklaim sukses tersebut, ternyata memunculkan protes dari berbagai kalangan. Bahkan Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Afifuddin Muhajir tidak bisa menyembunyikan kekecewaan lantaran tak ada apresiasi yang memadai kepada para juara lomba.


“Mellas. Kalau benar, ini sudah kedua kalinya MQK kelas provinsi tidak ada uang apresiasi. Sekali lagi, kalian mencetak hattrick,” kata Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo tersebut di akun Facebooknya, Jumat (09/06/2023).

 

Sontak, status ini mendapat respons dari berbagai kalangan. Hingga Sabtu (10/06/2013) pagi ini, sudah ada 227 komentar. Demikian pula status tersebut telah dibagikan hingga 72 kali yang menandakan bahwa pelaksanaan MQK bukanlah sukses sebagaimana diklaim As'adul Anam selaku Kepala Bidang PD Pontren Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur.

 

"Saat penutupan sudah disampaikan MC pemberian piagam dan lainnya akan diberikan melalui Kasi PD Pontren Kabupaten/Kota untuk didistribusikan ke para juara," kata As'adul Anam sebagaimana dimuat di media ini.


Beberapa kalangan membuat meme sindiran yang membandingkan acara serupa di Jawa Barat. Karena di tempat tersebut, para juara memperoleh uang tunai, bahkan bisa membeli motor baru.


Terkait minimnya apresiasi kegiatan MQK ini, Rektor Universitas Al-Falah As-Sunniyah (UAS) Kencong, Jember,  Rijal Mumazziq Zionis menimpali.


“Kalau panitia belum sanggup memberi hadiah juara MQK level provinsi, sebaiknya tahun depan bikin lomba MCK saja, yakni Mandi Cuci Kakus,” sindirnya di status Facebook.


Tidak berhenti sampai di situ, Gus Rijal juga melanjutkan kritik pedasnya.


“Sebaiknya, kalau bikin lomba MQK level provinsi, dikasih keterangan jenis hadiah yang transparan di awal, biar peserta tahu. Misalnya juara 1 mendapatkan hadiah pahala bacaan surat Yasin dan tahlil. Juara 2 mendapatkan hadiah pahala bacaan surat Al-Fatihah, dan juara 3 adalah satu kardus permen Milkita dan lato-lato,” ungkapnya.


Pelaksanaan Juga Amburadul

Kepada NU Online Jatim, pendamping peserta MQK dari Kabupaten Bangkalan membenarkan betapa kacau dan amburadulnya pelaksanaan lomba.


“Ini (berita di NU Online Jatim) kayaknya perlu dikaji ulang mas. Maaf karena saya terlibat betul di dalamnya,” kata sumber yang enggan disebut namanya tersebut.


pendamping dari Bangkalan ini menjelaskan bahwa sempat terjadi cekcok pada pertemuan hari Selasa (06/06/2023) sore, karena rundown acara mundur. Tidak hanya itu, dewan juri juga belum hadir sesuai jadwal.


“Ada perubahan mekanisme lomba dan pertanyaan dewan hakim tidak sesuai. Bahkan hingga Selasa sore, ada majelis yang belum dilaksanakan lantaran belum ada TM (technical meeting) dan juri tidak hadir. Akhirnya puncaknya ketegangan memuncak saat penutupan yang ternyata juga tidak ada apresiasi apa-apa kepada pemenang lomba,” urainya.


Dijelaskan pula bahwa bahwa As'adul Anam beberapa kali minta maaf saat pertemuan Selasa sore dengan seluru pendamping lomba.


Kontingen dari Bangkalan misalnya, sudah datang di lokasi pada hari Senin (05/06/2023). Akan tetapi Selasa sore, lomba debat belum dilaksanakan dengan alasan juri belum datang. Demikian pula TM debat bahasa Inggris belum dilaksanakan.

 

“Ini benar-benar parah. Bela-belain ninggalin anak istri 3 hari untuk MQK, tibak e gak karuan,” tutupnya.


Pendamping peserta dari Kabupaten Ngawi juga menjelaskan sejumlah kejanggalan.


“Ada lagi keanehan, salah satu juri memberi nilai terpaut 26 digit lebih tinggi dari dua juri lainnya, dengan nilai 100. Pada saat yang sama, peserta lain mendapatkan nilai serendah-rendahnya, terpaut 20 digit dari juri lainnya,” katanya pada balasan status Facebook Kiai Afifuddin Muhajir.

 

Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan dari Kepala Bidang PD Pontren Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur terkait keluhan berbagai kalangan. WhatsApp reporter NU Online belum dibalas oleh yang bersangkutan.


Metropolis Terbaru