Metropolis

Syeikh Hisyam Kamil Jelaskan Dua Kenikmatan yang Sering Dilupakan Pemuda

Kamis, 5 September 2024 | 18:00 WIB

Syeikh Hisyam Kamil Jelaskan Dua Kenikmatan yang Sering Dilupakan Pemuda

Syeikh Hisyam Kamil Hamid Mus, Ulama al-Azhar Kairo Mesir. (Foto: NOJ/Hisyam)

Surabaya, NU Online Jatim

Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Surabaya menggelar stadium general bersama Syeikh Hisyam Kamil Hamid Musa, Ulama al-Azhar Kairo, Mesir pada Rabu (04/09/2024). Syeikh Hisyam menjelaskan dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh para pemuda.

 

“Dua kenikmatan tersebut berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW yaitu nikmatnya kesehatan dan keluangan waktu,” katanya.

 

Menurutnya, kesehatan merupakan kenikmatan bagi pemuda karena memiliki kesehatan yang sangat prima. Kemudian waktu luang merupakan kesempatan yang begitu banyak juga yang dimiliki pemuda.

“Apabila dua kenikmatan ini bisa disyukuri dan digunakan sebaik mungkin, maka para pemuda akan membawa kemajuan-kemajuan pada seluruh aspek kehidupannya,” tuturnya.

 

Lebih lanjut, Syeikh Hisyam mengingatkan bahwa kebanyakan para pemuda tidak sadar akan usianya. Mereka lebih banyak menghambur-hamburkan kehidupannya, sehingga mereka seperti orang bodoh yang tidak mengerti akan hakekat kehidupan. Berbeda dengan orang yang memasuki usia tua kemudian menjadi sadar betapa pentingnya kehidupan ini.

 

“Seperti pentingnya kesehatan, kekuatan dan waktu luang atau kesempatan yang ada. Sehingga apabila nikmat kesehatan, kekuatan dan waktu luang dipadukan menjadi satu di dalam diri pemuda, maka akan membawa perubahan yang dapat dirasakan dalam kehidupannya sehari-hari,” lanjutnya.

 

Kemudian ia memberikan kisah teladan Nabi Muhammad SAW yang memberikan kesempatan kepada pemuda agar menjadi bermanfaat. Teladan itu diberikan ketika perang Uhud yang terdapat perbedaan pendapat antara sahabat senior dan junior.

 

“Sahabat senior berpendapat untuk diam saja di Madinah, ketika musuh memasuki kota baru kita serang. Namun para sahabat yang masih muda menginginkan keluar dari Madinah untuk langsung bertemu dengan lawan lalu perang. Kemudian Nabi Muhammad mengambil pendapat yang kedua untuk mengapresiasi dan memprioritaskan pendapat para pemuda yang menginginkan perang dengan semangat, kekuatan dan keberaniannya,” ucapnya.

 

Terakhir, Syeikh Hisyam menyimpulkan dari kisah tersebut bisa diambil pelajaran bagaimana Nabi Muhammad sangat perhatian kepada para pemuda dengan memberikan kesempatan dan mengapresiasi keinginannya dengan penuh tanggung jawab.

 

“Contoh dalam kehidupan sehari-hari, kita harus memberikan porsi yang banyak kepada santri-santri muda untuk bisa belajar banyak hal dengan memberikan keilmuan yang layak. Andai satu kiai bisa mendidik anak muda 10 lalu anak muda ini bisa mendidik 10 orang maka akan ada100 orang. Jika berlanjut akan menjadikan berjuta pemuda yang sholeh dengan didikan para kiai tadi,” pungkasnya.