• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Wakil Rais NU Jatim Jelaskan Cara Menyikapi Orang Dzalim

Wakil Rais NU Jatim Jelaskan Cara Menyikapi Orang Dzalim
Wakil Rais PWNU Jatim, KH Ali Maschan Moesa. (Foto: tangkap layar)
Wakil Rais PWNU Jatim, KH Ali Maschan Moesa. (Foto: tangkap layar)

Surabaya, NU Online Jatim

Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Ali Maschan Moesa menjelaskan sejumlah cara dalam menyikapi orang yang dzalim. Ia menekankan agar umat Islam ketika dicaci hendaknya tidak marah, karena ribuan malaikat akan datang.

 

“Jadi, kalau kamu dicaci maki orang jangan marah, karena ribuan malaikat akan datang dan malaikat itu identik dengan keberkahan,” ujarnya saat ngaji kitab Mauidlatul Mukminin di kanal youtube TV9 Nusantara ditonton pada Ahad (03/03/2024).

 

Ia menambahkan, sebaliknya ketika umat manusia dipuji orang lain maka hendaknya yang dilakukan ialah membaca istighfar. Apalagi manusia itu merupakan tempatnya salah dan lupa.

 

“Jadi apabila ada yang memuji kita itu karena mereka belum tahu kelemahan kita,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al Husna itu.

 

Dirinya pun menambahkan, menurut Imam Ghazali yang didasarkan pada Rasulullah, bahwa apabila dipuji orang maka beristighfarlah, sebab masih banyak kekurangan yang mungkin belum diketahui. Sehingga apabila mereka mengetahuinya bisa saja tidak akan memuji.

 

“Sebaliknya, apabila kita dicaci maki orang maka ucapkan alhamdulillah, sebab selain dosa kita berkurang doa-doa kita akan dikabulkan oleh Allah,” kata Kiai Ali Maschan.

 

Kiai Ali Maschan juga mengulas tentang kadar atau ukuran membalas ucapan jelek orang lain. Menurutnya, dalam ajaran Islam yang paling esensial ketika dicaci maki orang lain atau didzalimi hendaknya tidak dibalas.

 

“Jangan balas yang sama. Misalnya kita dighibahin sama seseorang, maka jangan balas ghibah juga,” tegasnya.

 

Namun, adakalanya dibolehkan untuk membalas orang yang bersikap dzalim. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 40.

 

“Bahwa, ketika kita didzalimi orang boleh membalas dangan ukuran yang sama, tidak boleh lebih. Tetapi memaafkan lebih baik supaya kedzaliman itu diberhentikan. Dan inilah yang dilakukan oleh Rasulullah ketika didzalimi,” katanya.

 

Kiai Ali Maschan menambahkan, bahwa ulama juga menjelaskan bahwa setiap manusia boleh membalas sikap dzalim orang lain asal tidak ada kebohongan.

 

“Sebaik-baiknya orang adalah orang yang tidak mudah marah serta mudah memaafkan, sedangkan sejelek-jeleknya orang adalah orang yang mudah marah dan tidak mudah memaafkan. Berakallah dengan hati tidak dengan otak,” pungkasnya.

 

Penulis: Khusnia Evi Safitri


Metropolis Terbaru