• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Tapal Kuda

Inilah Pentingnya Mendidik Anak Jadi Generasi Benar dan Pintar

Inilah Pentingnya Mendidik Anak Jadi Generasi Benar dan Pintar
Wakil Rais PCNU Lumajang, KH Fanandri Abdussalam saat pelepasan siswa-siswa Yayasan Salafiyah Al Yasini, Lumajang, Ahad (11/06/2023). (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
Wakil Rais PCNU Lumajang, KH Fanandri Abdussalam saat pelepasan siswa-siswa Yayasan Salafiyah Al Yasini, Lumajang, Ahad (11/06/2023). (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang, KH Fanandri Abdussalam menjelaskan pentingnya kedua orang tua mendidik anak menjadi generasi yang benar dan pintar.

 

Penegasan itu disampaikan saat orasi ilmiah di acara pelepasan siswa-siswa Paud, Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yayasan Salafiyah Al Yasini, Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang, Ahad (11/06/2023).

 

"Pintar saja tapi tidak benar, tidak cukup. Benar saja tidak pintar, juga tidak cukup. Maka harus menjadi orang benar dan pintar," jelas Kiai Fanandri.

 

Kiai Fanandri mengatakan, menjadi benar dan pintar telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam potongan Surat Al Mujadalah ayat 11. Dalam ayat tersebut Allah menyebut pertama adalah orang yang beriman dan selanjutnya adalah orang berilmu. Artinya iman inilah yang mengantarkan seorang anak menjadi benar

 

"Yang punya iman dan punya pengetahuan akan diangkat derajatnya di atas orang yang tidak beriman dan tidak berpengetahuan," imbuhnya.

 

Maka, untuk mencetak generasi seperti itu, selain memberikan pendidikan agama yang cukup, juga harus mengontrol perkembangan anaknya di balik perkembangan teknologi yang semakin pesat.

 

"Di antara ujian kita hari ini, kita hidup di era 4.0 atau era milenial, segala sesuatu serba digital, semuanya tergantung HP. Ketika ketinggalan HP malah bingung setengah mati," katanya.

 

Di balik manfaat yang besar, lanjut Kiai Fanandri, segala macam informasi baik yang positif maupun negatif dapat dinikmati siapapun melalui HP dari Media Sosial (Medsos).

 

"Akibatnya adalah penetrasi budaya, yaitu kita sudah tidak bisa lagi melindungi diri kita, keluarga, masyarakat dari pengaruh budaya luar secara fisik. Karena bukan kita yang datang ke tempat maksiat, tapi maksiat yang datang ke tempat kita," ulas Kiai Fanandri.

 

Oleh karenanya, dirinya berpesan agar wali murid jangan terburu-buru menikahkan anaknya sebelum waktunya dan fokus terhadap pendidikan anak. Yakni, dengan menyekolahkan, mengajikan dan meletakkannya di pesantren agar berpengetahuan dan menjadi insan yang benar.

 

"Dengan iman dan pengetahuan maka seseorang akan menjadi orang yang bertakwa. Kalau bertakwa Allah berjanji semua kebutuhan akan dipenuhi, rejeki dicukupi, diberi penyelesaian masalah dan kemudahan semua urusan. Semoga semuanya dijadikan orang yang bermanfaat," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru