Surabaya, NU Online Jatim
Sebagai pendatang baru, Dr Lia Istifhama atau Ning Lia menjadi new comer dalam pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI tahun 2024 ini. Keponakan Hj Khofifah Indar Parawansa yang terus menggaungkan peran cantik dan tolak beauty privilege.
Hal demikian menjadikan Ning Lia panen Positive Vibes. Dari pencalonannya sebagai DPD RI, Ning Lia menempati urutan ketiga dalam perolehan suara terbanyak dalon DPD RI dapil Jawa Timur sesuai hitung cepat dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tingginya antusias masyarakat Jawa Timur dalam memilih Ning Lia, tak lepas dari rekam jejaknya. Deretan penghargaan yang diterima Ning Lia adalah pembuktian bahwa kerja keras tidak akan menipu hasil.
Putri mantan Komandan Banser Jatim, almarhum KH Masykur Hasyim ini mengungkapkan, jika hasil penghitungan suara sebagai calon DPD RI harus dikawal bersama agar marwah jujur dan adil tetap terjaga.
“Salah satu tujuan maju sebagai calon DPD RI adalah didasarkan kesadaran atas peran kaum perempuan,” ujar aktivis perempuan ini dalam keterangan tertulis diterima NU Online Jatim, Kamis (22/02/2024).
"Kita (perempuan) memiliki peran, baik politik maupun jabatan publik lainnya. Ini adalah momentum kaum perempuan untuk memperluas kebaikan dan kemaslahatan," imbuh Ning Lia.
Kemunculan Ning Lia di dunia politik bukan sekonyong-konyong atau modal tampang cantik saja. Rekam jejak Dr Lia Istifhama bisa diakses di laman Google. Profile Ning Lia pun bisa diakses melalu akun Wikipedia.
Sejak muda Ning Lia sudah aktif berorganisasi. Alumni organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya ini tak hanya mewarnai, tapi juga menduduki jabatan strategis. Di antaranya, sebagai Sekretaris MUI Jatim, Ketua HKTI Jatim, PW Fatayat NU Jatim, dan PW LTNNU Jatim.
Soal tampil di depan publik, seperti makanan Ning Lia Istifhama sehari-hari. Sebagai akademisi, Ning Lia kerap menjadi narasumber dalam banyak event atau kegiatan yang menyasar generasi Z, seperti seminar di lingkungan kampus dan lainnya.
Ning Lia memiliki jejak pendidikan strata satu di tiga kampus sekaligus. Yakni, FISIP Universitas Airlangga, Fakultas Muamalah UIN Sunan Ampel Surabaya, dan Fakultas Dakwah STID Taruna Surabaya.
Belum termasuk program Magister Ekonomi Islam yang ditempuhnya di UIN Sunan Ampel Surabaya dan kini berlanjut dalam program doktoral bidang Ekonomi Islam di kampus yang sama.
