• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Pendidikan

Dosen Unusa Ulas Penyakit Mata Glaukoma dan Cara Mengobatinya

Dosen Unusa Ulas Penyakit Mata Glaukoma dan Cara Mengobatinya
Ilustrasi pemeriksaan penyakit mata Glaukoma. (Foto: NOJ/ Dok KMU)
Ilustrasi pemeriksaan penyakit mata Glaukoma. (Foto: NOJ/ Dok KMU)

Surabaya, NU Online Jatim

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Hani Faradis SpM menjelaskan tentang penyakit glaukoma. Menurutnya, penjelasan itu penting mengingat masih banyak orang yang belum sepenuhnya paham terkait penyakit pada saraf mata tersebut.

 

“Walau banyak yang sudah dengar tapi mungkin belum mengerti sepenuhnya, karena masih banyak pertanyaan-pertanyaan tentang glaukoma ini,” ujarnya dalam laman Unusa, dikutip pada Kamis (06/04/2023).

 

Ia menyebutkan, bahwa mata dihubungkan oleh syaraf mata atau syaraf optik ke dalam pusat penglihatan yang ada di dalam otak. Syaraf optik itu seperti kabel listrik yang menghubungkan dengan pusat listrik.

 

“Supaya mata bisa berfungsi dengan baik maka kondisi bola mata, syaraf mata dan otak atau pusat penglihatan harus baik, kalau ada salah satu yang rusak akan mempengaruhi fungsi penglihatan,” terangnya.

 

Menurutnya, Glaukoma itu kelainan di mana terjadi kerusakan saraf mata yang ditandai dengan penyempitan lapang pandang dan peningkatan tekanan bola mata sebagai faktor risiko yang utama. Lantas, kerusakan syaraf mata inilah yang menyebabkan kebutaan? Apa langsung bisa tiba-tiba buta?

 

Disebutkan, pada dasarnya perjalanan terjadi kebutaan itu perlahan lahan dan tidak disadari dan kebutaan yang dialami bukan langsung penglihatan sentral atau penglihatan lurus ke depan yang bisa segera diketahui.

 

Tapi didahului dengan kehilangan penglihatan samping atau di seputar (penyempitan lapang pandang), sehingga keluhan awal yang dirasakan pasien sering saat berjalan menabrak-nabrak. “Inilah yang menyebabkan glaukoma dikenal sebagai pencuri penglihatan. Dan apabila tidak segera dideteksi menjadi buta total yang bersifat permanen,” ucapnya.

 

Sebagai faktor utama memicu semua ini adalah peningkatan tekanan bola mata (tensi mata).  Ternyata tensi bukan hanya pada badan saja, juga pada mata dan tensi mata pun, harus terkontrol dengan baik.

 

“Karena dengan tensi mata normal bagian mata akan terjaga bentuk dengan baik, sehingga akan mempengaruhi fungsi penglihatan menjadi  baik. Tensi mata normal itu di bawah 20 mm Hg,” katanya .

 

Dikatakan, banyak pasien yang tidak menyadari bahaya dari penyakit Glaukoma, sehingga banyak yang datang dalam keadaan buta. Padahal penyakit ini bisa dicegah (preventable) namun tidak bisa dikembalikan butanya (irrevesible). “Karena belum ditemukan obat yang bisa mengembalikan syaraf yang mati,” tuturnya.

 

Glaukoma secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu, Glaukoma Primer dan Glaukoma Sekunder. Glaukoma Primer yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor umur, riwayat keluarga (keturunan), dan biasanya bersifat kronis (perlahan ).

 

Sementara Glaukoma sekunder disebabkan oleh trauma, obat, peradangan bola mata, katarak hipermatur (katarak yang terlambat), dan penyakit sistemik, seperti kencing manis dan darah tinggi.

 

Bagaimana supaya waspada terhadap glaukoma ini, tentu dengan pemeriksaan mata rutin terlebih pada orang yang berisiko, seperti ada keturunan glaukoma, ada penyakit kencing manis dan darah tinggi. “Pemeriksaan yang dilakukan seperti pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan tekanan bola mata (tensi mata), pemeriksaan syaraf mata dan pemeriksaan lapang pandang,” ucapnya.

 

Bagaimana bila sudah mengalami glaukoma? Berikut caranya.

1. Harus rutin dilakukan pemeriksaan, tajam penglihatan, tensi mata dan lapang pandang sesuai dengan perintah dokter.

2. Meneteskan obat mata atau minum obat yang sudah diresepkan dokter dengan disiplin.

3. Mengikuti saran dokter bila di sarankan operasi, karena operasi dilakukan bila dengan obat obatan tensi mata tetap belum memenuhi target pengobatan.

4. Bila ada penyakit penyakit lain seperti kencing manis dan darah tinggi harus terkontrol dengan baik.

 

Pengobatan Glaukoma dijamin dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Oleh karenanya masyarakat dapat melakukan deteksi dini dan pengecekan ke fasilitas kesehatan yang memiliki poli klinik mata. “Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk semua,” pungkasnya.


Pendidikan Terbaru