Pendidikan

OTC Unusa Dampingi Belasan Pondok Pesantren Tembus Pasar Ekspor

Selasa, 22 November 2022 | 11:30 WIB

OTC Unusa Dampingi Belasan Pondok Pesantren Tembus Pasar Ekspor

OTC Unusa dampingi belasan pondok pesantren untuk tembus pasar ekspor. (Foto: NOJ/humas)

Surabaya, NU Online Jatim
Universitas Nahdlatul Ulmama Surabaya (Unusa) menggelar Workshop Produk Ekspor yang didampingi OPOP Training Center (OTC) telah menyiapkan produk yang dihasilkan untuk bisa menembus pasar ekspor di sebelas Pondok Pesantren (Ponpes) di Jawa Timur (Jatim), Sabtu (09/11/2022).


Kegiatan ini dilatarbelakangi banyaknya potensi produk pesantren yang bisa menembus pasar ekspor namun masih terkendala tata aturan dan belum optimalnya cara promosi dan pengemasan sesuai standar ekspor.


Ketua OTC Unusa, Denis Ferdita Karya mengatakan, kegiatan OTC Unusa adalah realisasi dari amanah yang diamanahkan Gubernur Jatim melalui SK No. 188/27/KPTS/013/2020 Tentang Penunjukan Unusa sebagai Pengelola OPOP Training Center dan Peraturan Gubernur No. 62 Tahun 2020 Tentang One Pesantren One Product yang menunjuk Unusa sebagai bagian dari kegiatan pusat training OPOP.


“Terdapat banyak potensi yang dimiliki pesantren di tiap daerah di Jatim yang belum dioptimalkan, program OPOP memberdayakan pesantren-pesantren untuk menggali potensi yang dimiliki dan menghasilkan produk-produk unggulannya agar memiliki daya saing di industri,” katanya.


Menurutnya, Ponpes siap mengambil peran dalam mewujudkan ekosistem global halal hub sebagai gerakan nasional sinergitas menuju Indonesia Pusat Produsen Halal Dunia 2024. Banyaknya pesantren yang produknya merambah pasar ekspor membuat adanya kebutuhan sekaligus peluang bagi pesantren-pesantren binaan OPOP Jatim melalui OTC untuk mendapatkan dukungan.


“Salah satunya melalui coaching clinic yang diberikan oleh OTC Unusa sebagai mitra OPOP Jatim dalam pembinaan entrepreneurship pesantren di Jatim,” terangnya.


Pada tahap awal, OTC akan membekali Ponpes yang memiliki produk layak ekspor lewat pendampingan teknis, mencarikan pasar ekspor sekaligus realisasi ekspor. OTS akan terus mendampingi hingga produk dari pondok dapat dieskpor dan terima di pasar.


Sementara dalam kegiatan workshop, Mohammad Rijal Iskandar yang menjadi salah satu pembicara mengatakan, pentingnya branding yang harus dilakukan Ponpes untuk memasarkan produknya. Merek menjadi salah satu branding yang tepat agar produk tersebut memiliki identitas.


"Pentingnya merek sebagai tanda pengenal salah satu ciri khas dari produk dan jaminan mutu produk tersebut," ungkapnya.


Dosen Manajemen Unusa ini menerangkan, jika sudah melekatkan merek produk tersebut, produsen harus mempersiapkan bagaimana cara mengkomunikasikan produk mereka ke konsumen. Ini bisa dilakukan melalui iklan di radio, televisi bahkan media sosial untuk memasarkan produk mereka.


“Dengan pendekatan pasar membuat produk tersebut lebih digemari di pasar yang akan kita tuju," paparnya.


Sedangkan, Wakil Ketua GPEI gabungan pengusaha ekspor Jatim, Drs. Muhaimin menambahkan, potensi industrial lokal yang dimiliki Indonesia memiliki potensi yang besar untuk ekspor. DIrinya memiliki beberapa cara untuk mendapatkan pembeli untuk ekspor pertama komunikasi melalui para TKI di luar negeri.


"Follow up harus rajin dan bahkan jika perlu harus kunjungan ke luar negeri," tandasnya.


Kedua, harus aktif ikuti expo atau pameran. Ketiga pahami bimbingan dari departemen terkait untuk penjualan di luar negeri serta perizinannya. Kelima pahami dan kuasai produk dengan menyeluruh bahkan marketnya  juga. Terakhir ikut Indonesia trade promotion centre.


"Dengan langkah itu kita bisa mengekspor barang atau produk kita dijual ke luar negeri," pungkasnya.