Pendidikan

Tips RSI Unisma dalam Membantu Anak Berhenti Mengisap Jempol

Senin, 22 Juli 2024 | 10:00 WIB

Tips RSI Unisma dalam Membantu Anak Berhenti Mengisap Jempol

Mengisap jempol pada anak tidak baik untuk kesehatan gigi. (Foto: NOJ/yesdok)

Malang, NU Online Jatim

Mengisap jempol pada anak-anak terkadang terlihat sangat menikmati waktu tenang. Namun, Anda mungkin khawatir bahwa kebiasaan ini bisa merusak gigi anak secara permanen.


Berikut ini adalah informasi lebih lanjut tentang mengisap jempol pada anak-anak, kapan hal ini bisa menjadi masalah, dan tips untuk membantu menghentikan kebiasaan tersebut menurut dokter Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang (RSI Unisma).


Mengisap jempol adalah perilaku alami yang bisa dimulai sejak dalam kandungan. Ini membantu bayi merasa rileks saat stress, bahagia, aman, dan bahkan mengantuk. Pada bayi baru lahir, mengisap adalah refleks biologis alami yang membantu dalam menyusui dan memberi botol. Mereka belajar secara instingtif bahwa mengisap memberikan kenyamanan dan membantu mereka mengendalikan emosi mereka.


Gigi susu anak Anda akan mulai muncul sekitar usia enam bulan, dan banyak anak merasa bahwa mengisap jempol atau jari mereka bisa membantu mengurangi ketidaknyamanan ini. Dari situ, mengisap jempol mungkin berlanjut sebagai keterampilan mengatasi. Di awal kehidupan, mengisap jempol dianggap sebagai kebiasaan yang tidak berbahaya dan umum dalam perkembangan anak.


Ketika mengisap jempol berlangsung terlalu lama, hal ini bisa menyebabkan masalah pada gigi permanen anak Anda. Selain itu, beberapa anak memiliki perilaku mengisap jempol yang lebih kuat yang bisa menyebabkan masalah.


Alih-alih hanya menempatkan jempol di mulut mereka, anak-anak ini memberikan tekanan pada gigi dan langit-langit mulut mereka. Mengisap jempol yang agresif seperti ini bisa menyebabkan lebih banyak kerusakan pada rahang atau pada bagaimana gigi mereka sejajar, bahkan pada usia yang lebih muda.


Tekanan yang dihasilkan oleh mengisap jempol dapat mempengaruhi gigi, tulang rahang, dan langit-langit mulut anak Anda, yang berpotensi menyebabkan sejumlah masalah gigi yang mungkin memerlukan perawatan ortodonti.


Masalah yang mungkin terjadi antara lain: Overbite atau gigi atas yang menonjol jauh melebihi gigi bawah, open bite di mana gigi atas dan bawah tidak bertemu dengan benar, mengembangkan celah bicara yang memerlukan terapi wicara karena gigi tidak sejajar dengan benar, gigi bawah yang miring ke dalam, sensitivitas pada langit-langit mulut, dan kulit pecah-pecah atau kapalan pada jempol.


Namun, beberapa ahli percaya bahwa kerusakan pada rahang yang berkembang dan jaringan lunak bisa terjadi pada usia yang lebih muda dalam beberapa kasus. Ini sangat mungkin terjadi dengan mengisap jempol yang agresif yang memberikan lebih banyak tekanan pada rahang dan mulut.


Tips untuk Membantu Anak Berhenti Mengisap Jempol

Jika Anda khawatir bahwa mengisap jempol anak Anda terlalu kuat atau berlangsung terlalu lama, pertimbangkan langkah-langkah berikut untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Berikan penghargaan. Penghargaan seperti jalan-jalan khusus yang mereka inginkan atau stiker sangat tepat ketika Anda melihat anak Anda tidak mengisap jempol.


Berikan pujian. Berikan umpan balik positif kepada anak Anda ketika mereka berusaha untuk tidak mengisap jempol daripada mengkritik mereka saat melakukannya. Pengingat lembut. Ketika Anda melihat anak mengisap jempol, bicaralah dengan mereka tentang membatasi mengisap jempol hanya saat tidur siang dan malam hari, bukan di tempat umum.


Identifikasi kebiasaan mengisap jempol dan tawarkan alternatif. Misalnya, jika anak Anda mengisap jempol saat merasa cemas, bosan, lapar, atau lelah, tangani masalah tersebut. Tawarkan pilihan penenang lainnya, seperti boneka binatang atau selimut. Ajarkan keterampilan mengatasi yang baru. Selain menawarkan alternatif, cobalah mengajarkan anak cara proaktif untuk mencari cara lain menenangkan diri saat mereka stres.


Dokter gigi spesialis anak dapat membantu Anda menilai perilaku mengisap jempol anak Anda dan menentukan apakah itu menjadi masalah. Jika dapat menimbulkan potensi masalah, dokter gigi anak akan bekerja sama dengan Anda untuk mengembangkan rencana tindakan untuk membantu memastikan kesehatan gigi anak Anda.


drg. Amaliyah Nur Irianti,Sp.KGA adalah seorang Dokter Gigi Spesialis Anak. Saat ini, beliau berpraktik di RSI Unisma. Pihaknya dapat membantu layanan Konsultasi keluhan gigi anak.