Pendidikan

Unisma Gelar Pelatihan Kurasi Buku Bacaan Fiksi dan Nonfiksi

Kamis, 22 Mei 2025 | 21:00 WIB

Unisma Gelar Pelatihan Kurasi Buku Bacaan Fiksi dan Nonfiksi

Pelatihan kurasi buku bacaan fiksi–nonfiksi berkualitas di kampus Unisma. (Foto: NOJ/TimesIndonesia)

Malang, NU Online Jatim

Dalam upaya mencetak generasi pembelajar yang kritis dan berwawasan luas, MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs Kota Batu bekerja sama dengan tim Pengabdian Hibah Universitas Islam Malang (Unisma) Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2024-2025 menyelenggarakan pelatihan bertajuk ‘Kurasi Buku Bacaan Fiksi–Nonfiksi Berkualitas dan Berdampak pada Pembelajaran Deep Learning’ di kampus Unisma, Selasa siang (20/05/2025).


Kegiatan ini beranggotakan Itznaniyah Umie Murniatie, M.Pd, Dr. Ari Ambarwati, S.S, M.Pd, Khoirul Muttaqin, S.S, M.Hum, dan Layli Hidayah, M.Pd yang merupakan bagian dari rangkaian penguatan kompetensi guru dalam memilih dan menyajikan bahan bacaan yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberi dampak nyata dalam proses pembelajaran. Ini adalah pertemuan kedua setelah sesi perdana di SMPN 01 Kota Batu bersama Dr. Ari Ambarwati, S.S., M.Pd.


Narasumber pertama dari Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unisma, Khoirul Muttaqin membagikan trik dan strategi dalam merekomendasikan bacaan sastra untuk siswa SMP, mulai dari pendekatan tematik hingga aspek psikologis dan karakter peserta didik.


“Buku bukan sekadar teks, tapi jendela pembentuk daya pikir dan empati siswa. Guru punya peran strategis sebagai kurator yang membukakan jendela itu,” ujarnya.


Narasumber kedua, Guru SMKN 03 Kota Batu, Imrotin mengajak peserta menyelami praktik baik melalui program ‘SMK Baca Apa?’, sebuah inisiatif literasi berbasis kebutuhan dan minat belajar siswa. Ia memaparkan bagaimana mengelola perpustakaan sekolah, memilih bacaan sesuai tipe belajar, dan membangun budaya membaca tanpa paksaan.


“Kita tidak sedang berburu kuantitas membaca, tapi kualitas keterhubungan antara siswa dan buku,” terangnya.


Sementara itu, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Unisma, Frida Siswiyanti menyampaikan, kegiatan ini adalah bentuk kontribusi nyata kampus kepada guru di lapangan. “Semoga hasil dari pelatihan ini tidak hanya berhenti di ruang seminar, tetapi bergaung hingga ke ruang-ruang kelas,” jelasnya.


Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan. Ini adalah bagian dari gerakan yang lebih besar dengan menyalakan kembali obor literasi yang memanusiakan peserta didik. Di tengah tantangan era digital, guru dituntut tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga kurator bacaan yang bijak, yang mampu menghubungkan siswa dengan buku-buku yang memberi makna dan membentuk karakter.


Pelatihan ini direncanakan akan berlanjut ke pertemuan ketiga dalam waktu dekat. Dengan semangat kolaboratif antara MGMP dan Unisma, harapannya adalah setiap guru Bahasa Indonesia mampu menjadi agen perubahan literasi yang berdampak langsung pada pembelajaran dan kehidupan siswa.