• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

Ramai Soal Vaksin Nusantara, Ini Saran Wakil Ketua ISNU Jatim

Ramai Soal Vaksin Nusantara, Ini Saran Wakil Ketua ISNU Jatim
Ilustrasi
Ilustrasi

Jombang, NU Online Jatim

Wakil Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur KH M Zahrul Azhar As’ad, meminta masyarakat dan politikus di Indonesia untuk tidak mengaitkan masalah vaksin dengan bumbu nasionalisme. Utamanya terkait ramainya perbincangan tentang keberadaan vaksin nusantara.

 

Hal ini dikarenakan bisa mengaburkan unsur ilmiah dalam vaksin yang akan digunakan untuk anak bangsa. Dikhawatirkan, vaksin yang tidak melewati proses ilmiah ketat akan membahayakan kesehatan masyarakat.

 

"Masih hangat adalah adanya vaksin nusantara yang diklaim paling Indonesia. Rasa nasionalisme mestinya tidak dibenturkan dengan karya keilmuan yang terukur, tentu tidaklah bijak ketika kita mempertaruhkan nyawa anak bangsa dengan isu nasionalisme," jelas alumni Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini, Sabtu (17/04/2021).

 

Pria yang akrab disapa Gus Hans ini menambahkan, isu nasionalisme hanya menjadi bumbu penyedap yang disajikan dalam scene ini. Hal ini berdampak pada biasnya cara pandang dan obyektifitas dalam memandang masalah ini.

 

"Alhasil sesuatu yang seharusnya dilihat dengan kacamata ahli oleh profesional dengan otoritas keilmuan tertentu kini beradu dengan penilaian interest group yang tidak memiliki otoritas keilmuan dan hanya sebatas pada “interest” yang kadang ke utara dan kadang ke kiri," imbuh Gus Hans.

 

Wakil Rektor Universitas Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang ini mengatakan, vaksin adalah ikhtiar yang telah disepakati para ahli dan pemerintah sebagai ulil amri di negeri ini. Sehingga pemerintah tidak perlu baperan menyikapi respon yang berbeda dari kalangan masyarakat.

 

"Saya tidak tertarik untuk membahas tentang kadar nasionalisme dari vaksin nusantara ini selain namanya nusantara. Saya belum tahu apakah isolat (bahan)nya dan mayoritas penelitinya asli dari Indonesia sehingga layak diklaim sebagai produk Indonesia," beber Gus Hans.

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan proses setiap ikhtiar pasti ada masalah sertaan yang pasti akan menjadi hambatan  seperti halnya cobaan bagi orang yang sedang naik tingkat.

 

 

Salah satu ujian dari ikhtiar ini adalah tentang keputusan pemilihan merek atau brand yang akan digunakan secara massal. Pasti harapan pemerintah adalah tingkat efikasi dan efektivtas yang tinggi sehingga berdampak optimal pada penurunan kasus Covid-19 yang signifikan di negeri ini.

 

Penulis: Syarif Abdurrahman

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru