Probolinggo, NU Online Jatim
Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo telah berdiri selama lebih dari 180 tahun. Di bawah naungan generasi pengasuh keempat, Pondok Pesntren Zainul Hasan Genggong menjadi salah satu pesantren yang maju dan hingga kini terhitung telah melahirkan puluhan ribu alumni.
Sumber daya santri serta sikap inovatifnya mendukung produktifitas pesantren yang dipimpin oleh KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah SH. MM. Kiai Mutawakkil, sapaan akrabnya mengungkapkan bahwa hal tersebut terbukti dengan banyaknya produk yang dihasilkan oleh pesantren.
“Produk yang dihasilkan tak lain merupakan hasil kreasi dan inovasi santri di semua tingkatan, mulai dari tingkat menengah sampai perguruan tinggi,” paparnya.
Lebih lanjut, M. Alan Nuril Anwar, Pengelola Unit Bisnis memaparkan bahwa unit usaha yang dimiliki oleh pesantren beberapa diantaranya yakni air mineral, beras analog, kripik daun kelor, drink vital, kripik pisang serta produk unggulan yakni suweg lapis genggong.
“Produksi suweg lapis Genggong ini bermula dari riset dan inovasi. Di wilayah Probolinggo dikenal porang dan suweg. Kami memproduksi sendiri tepung atau bahan dasar brownies tersebut dari suweg. Suweg memiliki karbohidrat tinggi dan mampu meminimalisir gula darah,” kata pria yang akrab disapa Ustadz Alan pada Rabu (18/11/2020).
Produk unggulan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong tersebut juga telah memiliki hak paten, merk serta bersertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini juga merupakan hasil kerja sama One Pesantren One Product (OPOP) dan Pesantren Zainul Hasan Genggong.
“Konsumen tidak perlu khawatir, karena suweg lapis Genggong ini sudah bersertifikasi halal dan memiliki hak paten,” imbuh Muhammad Ghofirin, Sekretaris OPOP Jawa Timur.
Suweg lapis Genggong pun memiliki pasar yang sangat laris. Terbukti saat beberapa pemeran di Surabaya, produk tersebut habis terjual sebelum acara selesai.
“Produk ini sangat laris di pasaran. Saat pameran di Surabaya ludes terjual. Dan Ibu Gubernur Khofifah juga menyukai,” pungkasnya.
Penulis: Anita
Editor: Risma Savhira
