• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Rehat

Begini Kisah Awal Kiai Wahid Hasyim Jatuh Cinta

Begini Kisah Awal Kiai Wahid Hasyim Jatuh Cinta
Kisah jatuh cinta Kiai Wahid Hasyim dengan Ning Waroh atau Nyai Sholihah layak untuk dikenang. (Foto: NOJ/NU Network)
Kisah jatuh cinta Kiai Wahid Hasyim dengan Ning Waroh atau Nyai Sholihah layak untuk dikenang. (Foto: NOJ/NU Network)

Setiap manusia akan memasuki salah satu fase penting dalam perjalanan hidupnya, yakni masa jatuh cinta. Dalam kondisi ini, banyak cerita yang tentu saja membedakan dengan orang lain. Masing-masing mempunyai alasan untuk jatuh cinta, demikian pula merawat rasa sayang tersebut hingga menuju perjanjian agung.


Catatan berikut adalah sepenggal kisah dari awal jatuh cinta ayahanda KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yakni KH Abdul Wahid Hasyim. Meski merupakan tokoh penting, bahkan disebut sebagai ulama, catatan jatuh cintanya menarik untuk disimak.


 

Awal Jatuh Cinta

KH A Wahid Hasyim memiliki istri yakni Nyai Sholihah Wahid. Ada kisah cerita cinta unik dari pertemuan kedua orang tua Gus Dur itu hingga berlabuh pada mahligai pernikahan. Dulu, tradisi menikahkan anak perempuan di usia cukup muda menjadi hal yang lazim dilakukan, termasuk dialami Nyai Sholihah yang akrab disapa Ning Waroh. 


Tak ayal ketika telah menginjak umur 14 tahun,  dia sudah dijodohkan dengan laki-laki pilihan guru ayahnya, KH M Hasyim Asy'ari. Kiai Hasyim memilih Abbdurahim, putra dari Kiai Cholil Singosari untuk menjadi suaminya. Sebagai putri yang patuh, ia menerima pinangan laki-laki pilihan Sang Kiai. Akad nikah dilaksanakan bertepatan dengan bulan Rajab, sebagai bulan yang diutamakan. Namun, pernikahan itu hanya seumur jagung, lantaran kurang lebih satu bulan usai akad nikah, tepatnya bulan Sya'ban, suami Ning Waroh wafat. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.


Ning Waroh pun berstatus janda. Suatu hari, setelah kurang lebih sekitar dua tahun setelah suaminya wafat, ia mendapat amanat dari ibunya untuk hadir takziah ke salah satu kerabat Kiai Hasyim yang meninggal. Waktu itu, Ning Waroh datang diantar seorang sopir bernama Jayus. Sesampainya di rumah duka, dan usai takziyah, Ning Waroh bergegas pulang dan menuju tempat parkir mobil. Ketika itu, dia ragu mana mobil kakeknya yang dikemudikan Jayus. Tanpa pikir panjang, Ning Waroh langsung masuk mobil yang sudah ada sopir di dalamnya.


Ketika masuk, Ning Waroh seketika itu duduk di kursi belakang mobil tanpa melihat ke tempat kemudi. Saat duduk, baru tersadar ternyata yang duduk di kemudi bukanlah Jayus sang sopir tapi orang lain. Seketika itu pula, Ning Waroh kaget dan pipinya memerah karena malu seraya ngelonyor pergi menjauhi mobil  yang baru saja ditumpanginya.


Ternyata, Ning Waroh memasuki mobil yang dikemudikan Wahid Hasyim, putra dari Kiai Hasyim Asy'ari, orang yang dulu memilihkan jodoh untuknya. Melihat Ning Waroh yang malu-malu, Wahid Hasyim terpesona dalam pandangan pertama. Ia pun langsung menanyakan siapa gerangan yang salah memasuki mobilnya kepada Jayus. Dari Jayus lah, Wahid Hasyim tahu soal Ning Waroh, putri Kiai Bisri Syansuri.


Usai mendapat informasi itu, selang beberapa hari, Wahid Hasyim seorang diri datang ke rumah Kiai Bisri dengan maksud melamar Ning Waroh. Usai Wahid Hasyim pulang, Ning Waroh diberitahu perihal lamaran itu. Ia hanya menjawab dengan diam yang dimaknai "ya" oleh kedua orang tuanya.


Sementara itu, Wahid yang belum berani memberitahukan isi hati kepada orang tuanya bercerita kepada kakak kandungnya, Aisyah. Dengan menceritakan peristiwa lamaran kepada mbak yu-nya, dia berharap Aisyah bisa menyampaikan hal itu kepada Nyai Hasyim.


Alhasil, pendekatan yang dilakukan kakaknya berhasil. Lantaran pertimbangan waktu yang berdekatan dengan bulan Ramadhan, pernikahan keduanya dilaksanakan pada tanggal 10 Syawal 1356 Hijriah saat Ning Waroh berusia 16 tahun. Mahligai rumah tangga Kiai Wahid dengan Ning Waroh yang usai menikah lebih akrab dikenal dengan nama Nyai Sholihah berlangsung selama 15 tahun.


Tepatnya tahun 1953, Kiai Abdul Wahid Hasyim meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di Jawa Barat. Dari pasangan inilah lahir enam anak yang di kemudian hari menjadi tokoh yang dikenal publik, yakni KH Abdurrahman Wahid, Aisyah Hamid Baidlowi, KH Salahuddin Wahid, Umar Wahid, Lily Chodijah Wahid, dan Hasyim Wahid. Kepada seluruh keluarga ini mari berkirim bacaan alfatihah.


Editor:

Rehat Terbaru