• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Di Masjid Nabawi, Saatnya Membacakan Titipan Kalian

Di Masjid Nabawi, Saatnya Membacakan Titipan Kalian
Suasana di Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Suasana di Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Madinah, NU Online Jatim

Bisa melaksanakan umrah kala bulan Ramadhan adalah kurnia yang rasa pengungkapannya tidak akan mudah disampaikan. Masih banyak kalangan yang tidak diberikan izin untuk tiba di kota Makkah dan Madinah. Karenanya, jangan egois. Jadilah pihak yang bisa melapangkan jalan bagi kalangan lain untuk meraih yang diinginkan.

 

Beberapa saudara, sahabat dan anak-anak media ini menghubungi penulis untuk titip keinginan. Karena mereka yakin, doa yang dipanjatkan di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram akan lebih diterima dan diijabah Allah SWT.

 

"Pak, saya titip doa," kata salah seorang kontributor. Kemudian dia kemukakan beberapa keinginan yang selama ini sebenarnya sudah dimintakan, namun dirasa belum dikabulkan. Permohonan juga terkesan umum, tidak menukik.

 

"Ada yang spesifik?" tanya saya. 

 

Dia hanya menjawab: "mboten, pak," jawabnya.

 

Di samping permohonan yang ditujukan untuk diri dan keluarga, saat berada di Masjid Nabawi memang penulis absen aneka permohonan tersebut. Tentunya dengan nama dan sosok yang jelas. Bahwa si A meminta ini dan itu, demikian seterusnya.

 

Untuk memastikan agar proposal tidak terlewatkan, satu demi satu pembicaraan lewat WhatsApp dibuka. Dengan demikian seluruh pengajuan yang ada telah ditunaikan.

 

Banyak juga yang meminta didoakan khusus, seperti akan menghadapi seminar proposal dalam waktu dekat. Keinginan ke Makkah dan Madinah bersama pasangan, juga segera dipertemukan dengan pendamping hidup.

 

Memang Masjid Nabawi di Madinah adalah lokasi yang demikian diburu berbagai kalangan. Belum lagi beribadah di masjid ini, pahalanya sangat jomplang bila dibandingkan dengan masjid lain di belahan dunia. 

 

Karenanya, Masjid Nabawi tidak pernah sepi. Saat jam siang menjelang shalat dhuhur semisal, beberapa sudut masjid sudah terisi. Salah satu tempat yang dicari adalah pilar masjid karena jamaah bisa bersandar sembari mengaji Al Qur'an.

 

Yang tentu saja paling diburu tentu saja Raudhah. Lahan sempit di samping makam Nabi Muhammad SAW yang menurut banyak keterangan sebagai garansi diijabahnya permohonan hamba. Dan kini, tidak mudah untuk bisa sampai di Raudhah. Harus memastikan telah mendapatkan izin dari penguasa setempat. Demikian pula harus memiliki identitas yang jelas.

 

Rombongan putri yang bersama penulis, mendapatkan kesempatan ke Raudhah pada Sabtu (26/03/2023). Bakda shalat subuh, seluruh jamaah perempuan harus telah berada di ring menuju Raudhah. Pihak travel juga telah mengirimkan berkas dan biaya agar bisa mengantar jamaahnya menuju tempat istimewa tersebut. Sedangkan jamaah laki-laki baru dijanjikan usai shalat dhuhur bisa menembus Raudhah.

 

Bisa dibayangkan, bagaimana kalau berada di Masjid Nabawi hanya berbekal pengetahuan terbatas. Pastinya akan mengecewakan, apalagi membawa rombongan dalam jumlah yang tidak sedikit. Hal ini juga yang menimbulkan pro-kontra terkait kunjungan ke Raudhah. Sebagai tamu, ya bisanya harus taat dengan aturan pemerintah setempat.

 

Demikian pula melihat bangunan makam Rasulullah juga hanya bisa dilakukan dengan perjuangan demikian berat. Namanya tempat favorit, tentu saja demikian banyak yang berminat ada di situ. Yang bisa dilakukan hanya melambaikan tangan sembari mengucapkan salam kepada Baginda Rasulullah dari kejauhan. Yakin, beliau mendengar dan menjawab salam umatnya.

 

Seperti di sejumlah kawasan mustajabah yang lain, maka Masjid Nabawi, Raudhah, makam Rasulullah, makam para sahabat dan bangunan sejenis akan mengingatkan peziarah. Bahwa diri demikian lemah dan hina, sehingg butuh kawasan tertentu untuk melapangkan pinta. 

 

Di kawasan Masjid Nabawi ini, penulis harus membuka catatan. Setelah seluruh pinta disampaikan, tentu keputusan terbaik dikembalikan kepada Allah SWT. Kapan pinta itu diijabah? Tunggulah dengan sabar. Bisa saja besok, lusa, pekan depan, sebulan lagi, beberapa tahun mendatang, atau kapan. Kita juga harus siap bila seluruh pinta tersebut ternyata tidak berkenan dikabulkan karena akan berakibat buruk kepada diri dan kalangan lain. 

 

Yang pasti, titipan kalian sudah disampaikan.


Rehat Terbaru