• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Rehat

Perjuangan dan Hujan Air Mata di Raudhah, Masjid Nabawi

Perjuangan dan Hujan Air Mata di Raudhah, Masjid Nabawi
Perlu perjuangan untuk bisa memasuki kawasan Raudhah di Masjid Nabawi. (Foto: NOJ/KNr)
Perlu perjuangan untuk bisa memasuki kawasan Raudhah di Masjid Nabawi. (Foto: NOJ/KNr)

Surabaya, NU Online Jatim
Di antara yang menyita perhatian selama pelaksanaan ibadah haji maupun umrah adalah kala berada di Masjid Nabawi, dan leboh spesifik lagi yakni di Raudhah


Rauhah adalah tempat istimewa yang selalu diburu jamaah saat berada di Masjid Nabawi, Madinah Munawwarah. Diperlukan perjuangan agar bisa diam sejenak di kawasan ini. Dan waktu berada di daerah tersebut juga tidak boleh lama. Aturan terbaru maksimal 20 menit, setelah itu harus pindah atau diusir keamanan.


Maklum, Raudhah adalah tempat spesial karena berdoa di kawasan tersebut akan diijabah. Karenanya, tidak heran bila banyak yang antre dan waktu berdoa juga dibatasi.


"Di setiap waktu yang sudah ditentukan, jamaah berdesakan antre menunggu giliran untuk bisa berada di Raudhah," kata Ana Farhasy yang berada di Madinah beberapa waktu berselang. 


Sejumlah doa dipanjatkan baik untuk keperluan diri sendiri maupun titipan dari keluarga dan sahabat saat di Tanah Air.   


"Para jamaah berebut berada di tempat terdepan," ungkapnya. 


Dan saat menempati tempat tersebut, isak tangis, sedu sedan, hingga linangan air mata tak lagi mampu ditahan, dengan tidak mempedulikan keadaan sekitar karena khusyuk bermunajat.   


Suasana seperti ini memantik kesadaran akan keadaan di hari kiamat kelak. 


"Saya secara pribadi sempat bertanya dalam hati, terbayang seperti inikah keadaan saat di Padang Mahsyar nanti?" katanya. 


Keadaan demikian tidak menentu, kepanikan terjadi di mana-mana. Jangankan memikirkan keluarga, mengurus keadaan diri sendiri saja demikian berat dan tidak akan mampu. 


"Saat seperti itulah kita akan sangat bergantung kepada syafaat dari baginda Rasulullah SAW," kata Ustadzah Ana, sapaan akrabnya.   


Karena seperti diketahui, dalam keadaan hendak wafat, baginda Nabi Muhammad masih tetap mengingat dan cemas dengan keadaan umatnya. 


"Meskipun kita sering melupakan bahkan tidak jarang mengabaikan segala yang sudah diajarkan, Baginda Nabi masih tetap memikirkan umatnya dan nanti akan memberikan syafaat di Padang Mahsyar," terang alumnus Pesantren di Bangil ini.   


Sehingga sangat beralasan kalau kemudian banyak jamaah yang berada di Masjid Nabawi Madinah memanfaatkan kesempatan terbaik bermunajat di Raudhah tersebut. Di samping mengikuti arba'in yakni shalat jamaah lima waktu selama 40 waktu, juga berdoa di tempat mustajabah ini. 


Dalam pantauan pemilik Majmal Boutique di Surabaya dan Malang ini, antusiasme jamaah demikian tinggi. 


"Tidak ada tempat yang longgar, setiap saat dapat dipastikan jamaah penuh di Raudhah," katanya. 

Bahkan pasukan keamanan harus dikerahkan untuk menertibkan jamaah yang ingin berlama-lama dan berharap berada di tempat mustajab tersebut. 


​​​​​​​"Pesan saya, jamaah harus sabar dan terus memperbanyak shalawat agar diberikan kesempatan berada di Raudhah, serta doanya diijabah," pungkasnya.   


Editor:

Rehat Terbaru