• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Doa Shalat Witir di Masjid Nabawi yang Menggetarkan Hati

Doa Shalat Witir di Masjid Nabawi yang Menggetarkan Hati
Suasana Masjid Nabawi Madinah saat dini hari. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Suasana Masjid Nabawi Madinah saat dini hari. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Madinah, NU Online Jatim

Siapa saja yang diberikan kesempatan berada di Masjid Nabawi Madinah saat Ramadhan pasti akan memanfaatkannya dengan shalat jamaah. Banyak alasan sehingga hal tersebut wajib dilakukan. Bisa karena merupakan kesempatan langka, tingginya pahala, dan motivasi lainnya.


Selama bulan Ramadhan, di Masjid Nabawi shalat Tarawih dilaksanakan sebanyak 10 rakaat dengan 5 salam. Surat yang dibaca setelah Alfatihah juga tidak terlampau panjang. Setelahnya dilanjut dengan Shalat Witir yakni 3 rakaat memakai 2 salam.


Untuk ukuran shalat dengan jamaah besar dan memiliki reputasi istimewa, sebenarnya yang dilakukan tersebut tidak terlampau istimewa. Bandingkan dengan beberapa masjid di Tanah Air, sudah biasa menyelenggarakan Tarawih sampai khatam 1 juz. Dengan demikian, jamaah yang rajin hadir 1 bulan dijamin khatam Al-Qur'an.


Mungkin karena banyak pertimbangan, akhirnya pemerintah dan pengurus Masjid Nabawi mengatur bahwa shalat Tarawih dilakukan seperti saat ini. Dan kalau diperhatikan, semangat jamaah untuk hadir dan melaksanakan shalat Tarawih demikian membanggakan.


Jamaah tidak hanya memenuhi bangunan masjid utama yang dibagi beberapa pintu. Mereka juga meluber hingga pelataran masjid yang dibagi dalam beberapa kelompok. Jamaah laki-laki dan perempuan dipisah sedemikian rupa. Termasuk kebutuhan toilet dan sejenisnya. Untuk memastikan ketertiban, sejumlah personil polisi siap siaga selama 24 jam.


Yang demikian membedakan pelaksanaan shalat Witir di masjid ini adalah membaca doa yang demikian panjang saat rakaat terakhir. Karena kalau di sejumlah kawasan, doa qunut Witir dibaca ketika memasuki 15 hari Ramadhan.


Akan tetapi di Masjid Nabawi, sejak shalat witir hari pertama di 1 rakaat terakhir adalah membaca doa layaknya doa qunut tersebut.  Yang juga berbeda adalah, sang imam demikian leluasa membaca aneka doa dengan redaksi yang demikian panjang. Bahkan, bacaan doa tersebut lebih lama dibandingkan dengan ayat yang dibaca kala shalat Tarawih maupun Witir.


Sependek yang penulis ikuti, sejumlah harapan dimunajatkan oleh sang imam. Dari mulai harapan secara umum atas kondisi umat Islam di belahan dunia, juga masalah keluarga yakni terciptanya keluarga bahagia.


Bahkan sering juga ada penekanan atas doa tertentu yang tentu saja dijawab amin oleh jamaah. Intonasi berbeda dan kalimat yang diulang-ulang seolah memberikan penekanan bahwa permintaan tersebut demikian penting. Dan tentu saja jamaah ikut larut dalam bacaan amin atas pinta sang imam.


Bisa jadi, suasana ini juga yang menjadikan shalat Tarawih, khususnya Witir di Masjid Nabawi Madinah demikian dirindukan. Kalau memahami arti dan maksud dari doa yang dihaturkan, hati demikian bergetar. Imam seolah mengajak bermunajat atas aneka persoalan yang dihadapi umat Islam dan dunia, sehingga diamini ratusan ribu jamaah. Bagi sebagian jamaah, dalam suasana seperti itu akan juga meneteskan air mata. Sebuah suasana pengalaman batin yang sulit ditemukan padanannya di kawasan lain.


Rehat Terbaru