• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Godaan Mengabadikan Video dan Gambar di Kawasan Ka'bah

Godaan Mengabadikan Video dan Gambar di Kawasan Ka'bah
Di antara godaan yang sulit dihindari selama di kawasan Masjidil Haram adalah melakukan selfie. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Di antara godaan yang sulit dihindari selama di kawasan Masjidil Haram adalah melakukan selfie. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Makkah, NU Online Jatim

Saat ini, nyaris tidak ada kegiatan warga yang sepi dari semangat untuk mendokumentasi. Baik foto dan video dibuat sedemikian rupa demi memanfaatkan momentum, termasuk saat berada di kawasan Masjidil  Haram.

 

Pada November 2021, Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan peraturan resmi melarang pengambilan swafoto (selfie) foto, dan video di Masjidil Haram di Mekkah, dan Masjid Nabawi di Madinah. Larangan itu dikeluarkan untuk memberi pesan jamaah harus menjaga kehormatan dan martabat serta adab di tempat ibadah.


Namun, sebelum peraturan itu dikeluarkan, tak sedikit jamaah yang mengabadikan momentum ketika berada di Masjidil Haram atau bahkan di depan Ka’bah. Saat melakukan ibadah umrah, khususnya ketika melakukan tawaf yakni mengelilingi Ka’bah, tampak dengan jelas sejumlah jamaah tak ingin menghilangkan momen istimewa tersebut.


"Haji, haji, la selfie," kata seorang askar dengan gerakan melambaikan tangan menegur jamaah yang sedang melakukan selfie atau swafoto di depan pintu Ka'bah, seperti diceritakan jamaah umrah tahun lalu. Jamaah yang menggunakan gamis dan jilbab berwarna hitam itu pun langsung menyembunyikan ponsel pintar miliknya yang digunakan untuk berswafoto.


Hampir di setiap sudut Masjidil Haram yang dilewati, penulis menemukan orang yang sedang asyik berswafoto atau berfoto beramai-ramai (wefie). Bahkan, tidak jarang yang nekat berfoto dengan Ka'bah sebagai latar belakangnya. Di depan pintu Ka'bah, di belakang Maqam Ibrahim, di dalam Hijr Ismail, hingga di tempat Sai.


Sebenarnya saat memasuki area halaman luar Masjidil Haram, Kerajaan Saudi lewat pengurus Masjidil Haram sudah memberikan rambu-rambu bergambar larangan mengambil gambar atau foto di lingkungan masjid. Namun, meski rambu-rambu itu cukup banyak dipasang di beberapa sisi Masjidil Haram, tetap saja tidak sedikit jamaah yang mengabadikan gambar beku lewat kamera ponsel, kamera saku, hingga kamera profesional.


Tampak beberapa jamaah ditegur saat sedang mengabadikan Ka'bah dari Rukun Iraqi lewat kamera saku. Tapi yang menegur bukan askar atau petugas Masjidil Haram, melainkan seorang perempuan dari Indonesia yang minta tolong difotokan bersama keluarganya.


"Excuse me, could you take my photo. Please," kata dia dengan aksen Jawa sembari menyodorkan ponsel pintarnya.


"Monggo, Mba," kata kami yang dijawab senyuman oleh perempuan itu.


"Walah, Mas'e orang Indonesia, tho."


Ahmad Ali, muthawif atau pembimbing umrah mengatakan, jika askar di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi di Madinah cukup tegas soal jamaah yang mengambil foto. "Hati-hati saja kalau mau ambil foto," kata pria asal Aceh itu.


Lambaian tangan, teguran lisan, atau bahkan 'penyitaan' ponsel atau kamera kerap diterima jamaah Masjidil Haram yang nekat mengambil foto meski sudah ditegur. Namun, bagi jamaah yang beruntung bisa leluasa mengabadikan gambar beku alias foto atau merekam suasana putaran tawaf tanpa ditegur askar yang sedang bertugas.


Ketika sedang menunggu adzan di shaf kedua, penulis menyaksikan jamaah berdebat meminta ponselnya yang disita askar dikembalikan. Sebelumnya yang bersangkutan nekat memfoto Ka'bah saat adzan sedang berkumandang di dekat lingkaran Hijr Ismail. Padahal, beberapa askar sedang berkumpul guna mensterilkan tempat untuk imam Masjidil Haram memimpin shalat fardu.


Ahmad Ali berpesan, berfoto atau mengambil gambar foto di dalam Masjidil Haram boleh saja, asalkan jangan sampai menimbulkan rasa riya. "Asal tujuannya baik," ucap pria yang sudah beberapa tahun tinggal di Makkah tersebut.


Beberapa jamaah lebih memilih menyimpan gambar dan videonya untuk tidak serta merta disebar di media sosial maupun status Whats’App-nya. Dalam pandangan sebagian mereka, bahwa ini kesempatan langka namun tidak semua orang boleh menyaksikannya. Godaan terbawa pamer karena telah melaksanakan rangkaian ibadah umrah adalah hal yang sulit dihindari. Bahkan tidak sedikit yang justru melakukan siaran langsung atas kejadian yang dialami saat melaksanakan rangkaian ibadah umrah.


Hal tersebut tentu saja kembali pribadi masing-masing. Hanya saja, sejumlah pertimbangan hendaknya juga dikedepankan bahwa ada pihak yang belum pernah menginjakkan kakinya di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Pada saat yang sama, ada kalangan yang dengan sangat leluasa melaksanakan ibadah umrah tanpa kesulitan dana dan kesempatan.


Sekali lagi, semua kembali kepada setiap insan. Hanya saja, menahan diri untuk tidak membagi gambar dan rekaman tentu lebih baik agar dapat menata hati dari sikap pamer atau riya. Namun bila untuk tujuan berbagi kebahagiaan dengan kalangan lain, utamanya keluarga yang penasaran dengan kondisi di Makkah dan Madinah, mungkin hal tersebut masih bisa ditoleransi.


Yang pasti, berkesempatan melaksanakan umrah di bulan Ramadhan merupakan kesempatan istimewa dan langka. Karenanya, hendaknya ibadah tersebut tidak dikotori dengan tindakan yang bisa merusak kemurnian ibadah. Termasuk dengan melakukan swafoto dan video, kecuali memang dengan tujuan mulia.


Rehat Terbaru