• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Rehat

Gus Reza Jelaskan 2 Ciri Khas Utama Orang Cerdas

Gus Reza Jelaskan 2 Ciri Khas Utama Orang Cerdas
KH Reza Ahmad Zahid atau Gus Reza menjelaskan 2 ciri manusia cerdas. (Foto: NOJ/HDd)
KH Reza Ahmad Zahid atau Gus Reza menjelaskan 2 ciri manusia cerdas. (Foto: NOJ/HDd)

Surabaya, NU Online Jatim

Dalam pandangan KH Reza Ahmad Zahid atau Gus Reza, setidaknya ada 2 ciri utama manusia yang masuk kategori cerdas. Hal itu disampaikannya dengan menyebut salah satu hadits sebagai landasan keterangan yang disampaikan.

 

“Orang cerdas itu adalah mereka yang selalu muhasabah dan melakukan kegiatan positif untuk dirinya sehingga memiliki efek hingga kehidupan akhirat,” kata kiai kelahiran 22 September 1980 tersebut.


Dengan demikian, dalam pandangan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah, Kota Kediri ini, mereka yang dikatakan cerdas harus memiliki paling tidak 2 ciri khas. Yang pertama adalah selalu melakukan muhasabah atau introspeksi diri, dan kedua yakni apa yang dilakukan memiliki nilai positif ke depan.

 

Lebih lanjut, putra pertama pasangan KH Imam Yahya Mahrus dan Hj Zakiyah Miskiyah ini menjelaskan tentang orang cerdas yang dimaksud.


“Kita diperintah oleh Nabi Muhammad untuk muhasabah atau introspeksi diri kekurangannya apa?” ungkapnya di Pondok Pesantren Dzul Bayan, Tales, Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

 

Dalam hal ibadah misalnya, harus terus dilakukan penilaian apakah yang selama ini menjadi kekurangan. Demikian pula kekurangan saat berinteraksi dengan kalangan lain. Karenanya, harus dilihat bagaimana kondisi teman dan tetangga yang dimiliki dengan mengembalikan kepada diri sendiri.

 

“Karena salah satu maqalah bahkan ada yang mengatakan bahwa ini adalah hadits, bahwa seorang mukmin menjadi cerminan mukmin yang lain,” terang Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini.


Dengan demikian, saat melihat mukmin lain hendaknya dikembalikan kepada diri sendiri. Saat ada kebaikan dari seseorang, maka hendaknya itu dapat juga dilakukan diri sendiri. Dan bila ternyata diri belum dapat seperti yang bersangkutan, maka akan melakukan muhasabah untuk berperilaku baik bahkan lebih baik dari mukmin tersebut.


Kiai yang juga pernah diamanahi sebagai Ketua Ketua Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Timur tersebut juga mengingatkan kebiasaan buruk yang dilakukan seorang mukmin. Yakni saat melihat orang lain dengan berprasangka buruk, termasuk melakukan kritik. Dalam praktiknya, yang dinilai adalah kejelekan pihak lain.


“Tindakan ini sangat berbahaya,” tegasnya.


Menurutnya, perangai ini juga yang akhirnya mengantarkan iblis terusir dari surga yakni melihat kalangan lain dari sisi jeleknya. Hal tersebut dibuktikan dengan memandang rendah Nabi Adam lantaran diciptakan dari tanah.

 

Lebih lanjut Gus Reza mengemukakan juga kalangan yang tidak cerdas atau ajiz alias lemah.


“Orang lemah adalah mereka yang selalu menuruti hawa nafsunya dan selalu berharap kepada Allah SWT, namun yang dilakukan zonk atau non sense dengan tidak ada amal shalih yang dilakukan,” urai pendiri Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yaman dan Pakistan ini.


Di ujung ceramah yang disarikan dari chanel Youtube tersebut, Gus Reza mengingatkan untuk membuang jauh-jauh pandangan jelek kepada pihak lain. Dengan mengutip perkataan Imam Syafii yang mengingatkan perkataan berikut:

 

“Barang siapa yang ingin memiliki kebaikan dari Allah SWT, maka hendaknya berbaik sangkalah agar mendapatkan kebaikan pula,” tandasnya.


Rehat Terbaru