• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Makkah dan Madinah, Izinkan Kami untuk Kembali

Makkah dan Madinah, Izinkan Kami untuk Kembali
Suasana di bandara internasional King Abdul Aziz, Makkah. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Suasana di bandara internasional King Abdul Aziz, Makkah. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Makkah, NU Online Jatim

Akhirnya tiba saatnya untuk berpisah. Pihak travel dua hari sebelumnya sudah menyampaikan bahwa pada Jumat pagi, jamaah umrah akan kembali ke Tanah Air. Karena itu, segala hal harus menyesuaikan dengan jadwal tersebut.


Kegiatan perpisahan harus dilakukan, termasuk dengan melakukan tawaf wada tersebut. Sebelumnya, jadwal belanja dengan mengunjungi beberapa pasar telah dilakukan, termasuk pusat perbelanjaan di sekitaran Masjidil Haram. Prinsipnya, Jumat pagi pukul 07:00 waktu setempat adalah waktu yang disepakati untuk berkemas. Dengan demikian koper sudah selesai diisi dan berada di depan kamar penginapan.


Karena itu saat melakukan ziarah terakhir dianjurkan untuk membaca doa perpisahan sebagaimana disarankan oleh Syekh M Nawawi Banten berikut ini: 


 اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ هَذَا آخِرَ العَهْدِ بَيْنِي وَبَيْنَ مَسْجِدِهِ وَحَرَمِهِ وَيَسِّرْ لِيَ العَوْدَ إِلَى زِيَارَتِهِ وَالعُكُوْفَ فِي حَضْرَتِهِ سَبِيْلًا سَهْلًا وَارْزُقْنِيَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَرُدَّنَا إِلَى أَهْلِنَا سَالِمِيْنَ غَانِمِيْنَ


 

Allāhumma lā taj‘al ākhiral ‘ahdi baynī wa bayna masjidihī wa haramihī. Wa yassir liyal ‘awda ilā ziyāratihī, wal ‘ukūfa fī hadhratihī sabīlan sahlan. Warzuqniyal ‘afwa wal ‘āfiyata fid duniya wal ākhirah. Wa ruddanā ilā ahlinā sālimīna ghānimīn.

 

Artinya: Ya Allah, jangan jadikan ini akhir kesempatan pertemuanku dan masjid serta tanah haramnya (Nabi Muhammad SAW). Mudahkanlah aku untuk berziarah kembali dan beribadah (kepada-Mu) di hadapannya dengan mudah dan ringan. Anugerahkanlah aku ampunan dan afiat di dunia dan akhirat. Dan kembalikanlah kami ke pangkuan keluarga dalam keadan selamat dan meraih banyak pahala. (Lihat: Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Bandung, Al-Maarif: tanpa tahun], halaman: 221).


Imam Nawawi menjelaskannya dalam kitabnya Al-Adzkar an-Nawawi halaman: 287 bahwa ketika seseorang hendak keluar dari Makkah dan hendak pulang ke Tanah Airnya, disarankan melakukan tawaf wada (tawaf perpisahan) kemudian mendatangi Multazam, dan membaca doa berikut ini:

 

اللَّهُمَّ أَلْبَيْتُ بَيْتُكَ, وَالْعَبْدُ عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ, حَمَلْتَنِيْ عَلَى مَا سَخَّرْتَ لِيْ مِنْ خَلْقِكَ, حَتَّى سَيَّرْتَنِيْ فِيْ بِلَادِكَ, وَبَلَّغْتَنِيْ بِنِعْمَتِكَ حَتَّى أَعَنْتَنِيْ عَلَى قَضَاءِ مَنَاسِكِكَ, فَإِنْ كُنْتَ رَضِيْتَ عَنِّي فَازْدَدْ عَنِّيْ رِضًا, وَإِلَّا فَمُنَّ الْاَنَ قَبْلَ أَنْ تَنْأَى عَنْ بَيْتِكَ دَارِيْ, هَذَا أَوَانُ انْصِرَافِيْ إِنْ أَذِنْتَ لِيْ غَيْرَ مُسْتَبْدِلٍ بِكَ وَلَا بَيْتِكَ, وَلَا رَاغِبٍ عَنْكَ وَلَا عَنْ بَيْتِكَ

اللَّهُمَّ فَأَصْبِحْنِيَ الْعَافِيَةَ فِيْ بَدَنِيْ وَالْعِصْمَةَ فِيْ دِيْنِيْ, وَأَحْسِنْ مُنْقَلَبِيْ, وَارْزُقْنِيْ طَاعَتَكَ مَا أَبْقَيْتَنِيْ, وَاجْمَعْ لِيْ خَيْرَيِ الْأَخِرَةِ وَالدُّنْيَا, إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

 

Allahumma albaytu baytuka, wal’abdu ‘abduka wabnu ‘abdika wabnu amatika, hamaltanii ‘ala maa sakhkharta lii min kholqika, hattaa sayyartanii fi bilaadika, wa ballaghtanii bini’matika, hattaa a’antanii ‘ala qadha-i manaasikika, fa-in kunta radhiita ‘annii fazdad ‘annii ridhan, wa-illaa famunna al-aana qobla an tan-aa ‘an baytika daarii, hadzaa awaanu –ngshiraafii in adzinta lii ghaira mustabdilin bika walaa baytika, walaa rooghibin ‘anka walaa ‘an baytika.

Allahumma fa-asbihni –al’aafiyata fii badanii wal ‘ishmata fii diinii, wa ahsin munqolabii, warzuqnii thoo’ataka maa abqoytanii, wajma’ lii khoyroyi –l-akhiroti wadduniya, innaka ‘alaa kulli syai’in qadiirun.

 

Artinya: Ya Allah, rumah ini (baitullah) adalah rumah-Mu, hamba (ini) adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu yang laki-laki dan yang perempuan. Engkau telah membawaku dengan kendaraan yang Engkau tundukkan dari makhluk-Mu, sehingga Engkau langkahkan kami ke negeri-Mu, dan sampaikan kami dengan nikmat-Mu, sehingga Engkau menolong kami melaksanakan ibadah (haji) kepada-Mu.

Maka jika Engkau ridho atasku maka tambahkanlah atasku keridhoan-Mu. Dan jika tidak, maka berilah anugerah-Mu sekarang sebelum aku jauh dari rumah-Mu. Ini adalah waktuku kembali, jika Engkau mengizinkanku, bukan aku menjadikan pengganti bagi-Mu dan tidak juga bait-Mu, juga tidak karena membenci-Mu dan bait-Mu.

Ya Allah berikanlah kesehatan kepada badanku, penjagaan terhadap agamaku, jadikanlah baik tempat kembaliku, dan berilah aku rezeki untuk selalu taat kepada-Mu selagi Engkau memberiku umur, serta berikanlah kepadaku kebaikan akhirat dan dunia. Sungguh Engkau Maha berkuasa atas segala sesuatu.

 

Imam Nawawi juga menjelaskan bahwa disunahkan untuk memulai serta mengakhirinya dengan memuji Allah dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan adapun untuk perempuan yang sedang haid disunahkan untuk membacanya di depan pintu Masjidil Haram.

 

Perjalanan Pulang

Dan ketika seluruh tahapan telah rampung, giliran penulis dan rombongan beranjak menuju bandara internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Makkah. Dan saat itu sore hari, sehingga saat menunggu jadwal maskapai Saudi Arabian Airlines menuju Jakarta kami dapat menyaksikan terbenamnya matahari di antara pesawat yang parkir.


Sejurus kemudian adzan magrib berkumandang. Penulis bersama rombongan akhirnya bisa menikmati menu berbuka yakni nasi bebek yang telah disiapkan. Berikutnya melaksanakan shalat jamak taqdim yakni magrib dan isya dan dilanjut shalat tarawih.


Saat di atas pesawat, sejumlah penumpang terlihat kelelahan dan langsung tidur. Beberapa masih menyalakan monitor yang ada di depan kursi untuk mendengarkan video maupun memutar film dan hinburan lain. Tidak terasa, sudah memasuki waktu sahur. Dengan menu yang telah ada, penumpang menikmati menu sahur yang disediakan pihak maskapai. Beberapa saat kemudian juga ada informasi bahwa telah masuk waktu subuh, dan penumpang melaksanakan shalat secara sendiri di kursi maupun ada yang berkenan menuju mushala yang disediakan pesawat.

 

Alhamdulillah setelah menempuh perjalanan demikian panjang dan lama akhirnya pesawat sampai di bandara internasional Soekarno Hatta dengan selamat. Penulis bersama jamaah lainnya meneruskan perjalanan sesuai tujuan masing-masing dengan harapan masih diberikan izin oleh Allah SWT untuk kembali ke Makkah dan Madinah.


Rehat Terbaru