• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Pesan Kematian Selalu Diingatkan di Masjid Nabawi

Pesan Kematian Selalu Diingatkan di Masjid Nabawi
Suasana di Masjid Nabawi Madinah saat Ramadhan. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Suasana di Masjid Nabawi Madinah saat Ramadhan. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Madinah, NU Online Jatim

"Asslatu alal amwat irhamukumullah," demikian kalimat yang disampaikan pendamping imam shalat rawatib di Masjid Nabawi Madinah. Yakni mengajak jamaah shalat maktubah untuk turut serta mengerjakan shalat janazah karena ada yang meninggal.

 

Berbeda dengan keadaan di Tanah Air, shalat jenazah hampir selalu dilakukan di Masjid Nabawi. Dengan demikian, ada beberapa orang meninggal di kawasan setempat yang layak mendapatkan penghormatan terakhir yakni shalat jenazah.

 

Shalat jenazah dilakukan setelah shalat maktubah, dengan demikian sehari bisa sampai lima kali. Dan itu dilakukan dengan melibatkan jamaah yang sedang hadir. Sedangkan jamaah sendiri tidak seluruhnya melakukan shalat tersebut. Sebagian mungkin memiliki kesibukan lain atau ada amalan khusus yang ajeg dilakukan usai shalat fardhu.

 

Penulis kurang tahu persis, mengapa selalu digelar shalat jenazah di Masjid Nabawi. Dan rutinitas serupa juga dilakukan di Masjidil Haram Makkah. Dalam artian, apakah memang ada mayit yang dihadirkan di masjid atau hanya daftar nama. Namun hal tersebut dilakukan setiap saat.

 

Saat ada pemberitahuan "Asslatu alal amwat irhamukumullah," maka sebaiknya jamaah tidak langsung berdiri. Namun tetap diam sejenak dengan menyelesaikan beberapa wirid yang biasa dilakukan usai shalat fardhu di Tanah Air. Karena jeda menunggu antara pemberitahuan dan imam memimpin shalat jenazah cukup lama.

 

Demikian pula, ini hanyalah opsional dalam artian jamaah dapat mengerjakannya secara berjamaah atau tidak mengikutinya. Semua dikembalikan kepada jamaah, tapi memang sebaiknya ikut serta. Karena di antara hak seorang muslim atas lainnya adalah shalat jenazah ini. Oleh sebab itu, tradisi memberikan penghormatan kepada muslim yang sudah wafat adalah dengan shalat jenazah ini.

 

Shalat jenazah sebanrnya juga alarm kepada jamaah. Bahwa hanya soal waktu saja kematian akan menimpa semuanmakhlik hidup termasuk manusia. Dengan selalu diingatkan bahkan terlibat dalam pelaksanaan shalat jenazah, maka manusia tidak akan lupa diri.

 

Mereka yang saat ini berkuasa dengan jabatan mentereng akan segera purna. Demikian pula yang mempunya kekayaan berlimpah, jerih payahnya tidak akan pernah dibawa mati. Prestasi membanggakan juga begitu nasibnya, hanya jadi pembicaraan sesaat.

 

Dengan mengerjakan shalat jenazah, bahkan sebisa mungkin mengantarkan mayit ke kuburan, sampai mendoakannya adalah tindakan terpuji. Sudah selayaknya muslim yang hidup memiliki solidaritas tinggi kepada mereka yang harus menghadap ilahi lebih cepat.

 

Kematian adalah sebuah keniscayaan yang tidak ada seorang pun bisa mengelak darinya. Kita dapat saksikan mereka yang awalnya demikian berkuasa dan dengan leluasa memerintah, toh ujungnya juga mati. Karenanya, sudah selayaknya ketika berkuasa dan berjaya dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki untuk memberikan kemanfaat kepada kalangan lain, bukan sebaliknya. Demikian pula menjauhkan diri dari melakukan tindakan yang justru menyengsarakan pihak lain.

 

Nabi berpesan bahwa cukup dari kematian, maka orang dapat diingatkan. Dan dalam sehari, setidaknya ada 5 alarm kematian yang diingatkan kepada jamaah Masjid Nabawi Madinah. Semoga cukup menggugah umat Islam untuk berperilaku lebih baik.


Rehat Terbaru