• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Semangat Jamaah di Masjid Nabawi yang Membuat Iri

Semangat Jamaah di Masjid Nabawi yang Membuat Iri
Jamaah menuju pintu keluar Masjid Nabawi. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Jamaah menuju pintu keluar Masjid Nabawi. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Madinah, NU Online Jatim

Memiliki kesempatan berada di bulan Ramadhan adalah nikmat yang demikian membanggakan. Karena, tidak sedikit anggota keluarga dan sahabat yang wafat lebih awal sehingga tidak dapat menikmati indahnya berada di bulan Ramadhan.

 

Namun demikian, memiliki waktu istimewa tersebut juga bukanlah sebuah jaminan bahwa bisa mengisinya dengan ibadah terbaik. Tidak sedikit yang nyatanya bisa merasakan Ramadhan akan tetapi justru mengisinya dengan perbuatan tidak pantas.

 

Demikian pula nikmat yang kerap diingatkan Nabi Muhammad kepada umatnya adalah kesehatan. Lantaran, juga banyak yang menangi Ramadhan akan tetapi dalam kondisi kesehatan yang tidak mendukung.

 

Dengan demikian, berada di bulan Ramadhan dalam kondisi sehat walafiat dan mempunyai semangat mengisinya dengan ibadah sebagai nikmat paling mahal. Apalagi juga bisa melakukan ibadah umrah di bulan penuh rahmat tersebut. Subhanallah.

 

Penulis yang berkesempatan melaksanakan ibadah umrah kendati lumayan singkat, demikian merasakan semangat beribadah tersebut. Berbagai jenis orang dari banyak kawasan demikian antusias datang di sekitaran Masjid Nabawi untuk mengisi hari-hari dengan ibadah. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak, laki dan perempuan, bahkan mereka yang usianya tua juga demikian bersemangat.

 

Beberapa dari mereka sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk berdiri dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan harus dibantu kursi roda dan kursi duduk. Namun sekali lagi, kondisi fisik yang telah rapuh tidak menghalangi mereka untuk datang ke kawasan Masjid Nabawi.

 

Beberapa orang tua rela membawa buah.hati yang masih belia untuk turut merasakan nuansa Ramadhan. Perbedaan iklim dan suasana yang pastinya tidak sama dengan daerah asal bukanlah sebagai penghalang. Yang pasti, tujuannya hanya satu yakni mengisi Ramadhan di Masjid Nabawi bersama keluarga.

 

Karena itu tidak jarang, saat shalat maktubah sedang dilaksanakan, ada beberapa bayi yang menangis. Suaranya mengusik suasana legang saat menunggu bacaan dan komando imam shalat. Rengekan bayi seakan menjadi bumbu pelengkap sekaligus sebagai tanda bahwa ada bayi di sekitaran masjid.

 

Kondisi tidak kalah mengharukan dapat dilihat di barisan shaf shalat. Ada beberapa orang yang harus menahan badan ketika rukuk, i'tidal dan sujud. Hal itu lantaran yang bersangkutan tidak mampu melakukan gerakan tersebut dengan sempurna. Pastinya ada kondisi fisik yang tidak dapat diajak kompromi melakukan gerakan shalat tersebut lantaran fisik tidak mendukung.

 

Melihat antusias sebagian orang yang dalam kondisi fisik tidak mendukung tersebut membuat awak iri. Bukankah lebih baik mereka tinggal di rumah atau bersama keluarga saja? Apalagi berada di Madinah juga cukup berisiko dan memerlukan biaya yang tidak murah. Belum lagi kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, pasti akan menyusahkan.

 

Akan tetapi, segala kondisi terburuk sekalipun, tidak membuat nyali mereka kendor. Karena bagi mereka, hidup ini hanya sekali. Siapa yang bisa menjamin bahwa pada Ramadhan mendatang mereka masih bisa hidup? Apalagi mereka yang mempunyai bekal memadai dan kondisi fisik mendukung, maka beribadah di Masjid Nabawi adalah pilihan utama.

 

Hidup memang menyisakan banyak pilihan dan risiko. Lebih baik berada di Masjid Nabawi dalam kondisi apapun demi memastikan bisa mengisi Ramadhan dengan amalan terbaik. Mungkin begitulah semangat yang mengemuka dari sejumlah jamaah yang kondisi fisiknya tidak mendukung. Sebuah niat tulus yang keluar dari lubuk hati paling dalam demi memastikan Ramadhan dapat diisi dengan ibadah terbaik. Kalau kamu, bagaimana?


Rehat Terbaru