Dengan ToT, LP Ma'arif NU Pasuruan Cegah Miskonsepsi Kurikulum Merdeka
Kamis, 1 September 2022 | 09:00 WIB

Training of Trainer (TOT) Kurikulum Merdeka di Rumah Inovasi, Gedung Maarif NU Kabupaten Pasuruan, Rabu (31/08/2022). (Foto: NOJ/Makhfud Syawaludin).
Makhfud Syawaludin
Kontributor
Pasuruan, NU Online Jatim
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pasuruan menggelar Training of Trainer (ToT) Kurikulum Merdeka, Selasa-Rabu (30-31/08/2022).
Kegiatan itu dipusatkan di Aula Lantai 2 Rumah Inovasi, Gedung Ma'arif, Kompleks Perkantoran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, Desa Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek.
Ketua PC LP Maarif NU, Akhmad Farid menjelaskan, pentingnya bagi sekolah dan madrasah untuk memahami konsep dan implementasi kurikulum merdeka dengan benar.
"Jangan sampai terjadi lagi malpraktik dalam mengajar, khususnya saat ini dalam implementasi kurikulum merdeka. Ibaratnya, mengajari kambing untuk terbang maka selamanya tidak akan bisa," imbuhnya kepada NU Online Jatim, Rabu (31/08/2022).
Ia berharap, melalui ToT itu akan ada fasilitator yang nantinya bisa mendampingi implementasi kurikulum merdeka, khususnya di sekolah dan madrasah di naungan LP Ma'arif NU.
"Di kurikulum merdeka ada hal baru yang dibutuhkan peserta didik untuk dapat bereneng di lautan lepas. Ke depan setiap sekolah dan madrasah harus benar dalam implementasinya," ujarnya.
Sementara itu, Fasilitator Ahli Sekolah Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Ahmad Marzuki menyampaikan apresiasi atas inisiatif LP Maarif NU Kabupaten Pasuruan dalam rangka mendukung implementasi kurikulum merdeka dengan tepat dan benar.
"Ada banyak miskonsepsi terkait kurikulum merdeka. Sehingga upaya pendampingan ini sangat dibutuhkan khususnya bukan sekolah sasaran atau sekolah penggerak," tuturnya.
Dosen Pascasarjana Universitas Yudharta Pasuruan itu juga menuturkan, implementasi kurikulum merdeka menuntut setiap sekolah dan madrasah dapat berkolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait di lingkungan setempat.
"Dalam penyusunan modul proyek penguatan profil pelajar Pancasila atau pelajar rahmatan lil 'alamin dapat melibatkan mitra. Misalnya dengan Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU), Gusdurian Pasuruan, dan pihak lain yang berkompeten di beberapa tema, seperti Bhineka Tunggal Ika, kearifan lokal, dan lainnya," tandasnya.
Untuk diketahui, ToT Kurikulum Merdeka diikuti oleh 60 peserta dari sekolah dan madrasah se-Kabupaten Pasuruan.
Terpopuler
1
Seleksi Ansor Magang Jepang 2025 Dibuka, Simak Ketentuannya
2
Diresmikan Bupati, Gedung MWCNU di Bangkalan Diharap Jadi Penggerak Organisasi
3
PMII Rayon Ibnu Aqil Gelar PKD ke-31 di Singosari, Cetak Kader Intelektual Progresif dan Militan
4
Ratusan Santri Pagar Nusa Malang Meriahkan Kejurcab III
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Tingkatkan Kompetensi Guru, LP Ma’arif NU Blitar Gelar Workshop Deep Learning
Terkini
Lihat Semua