Rahma Salsabila
Kontributor
Pasuruan, NU Online Jatim
HM Quraish Shihab menjelaskan tentang kematian yang selama ini ditakuti oleh banyak orang, namun menyimpan sebuah kenikmatan besar.
"Kematian itu nikmat, tanpa kematian, kita tidak bisa kembali mendekat kepada Tuhan. Saya pernah menulis buku dengan pembahasan serupa, bahwa kematian adalah jalan satu-satunya meraih surga, dan tidak sempurna wujud kemanusiaan kita kecuali setelah mati," katanya pada unggahan Youtube Najwa Shihab, Jumat (17/06/2022).
Lebih lanjut, ia memberi analogi tentang ayam yang dapat sempurna menjadi wujudnya ketika menetas dan meninggalkan cangkang telurnya.
"Dan kita di dunia ini bagaikan dalam sebutir telur, bumi yang bulat seperti bulatnya telur, tidak bisa mencapai kesempurnaan kita kecuali dengan meninggalkan tempat kita di dunia," jelasnya.
Menanggapi banyaknya gambaran tentang sakaratul maut yang menakutkan, cendekiawan yang biasa disapa Prof Quraish tersebut mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab kematian juga bisa dikatakan menggembirakan bagi banyak orang.
"Semua orang mengalami sakaratul maut, tetapi ada suasana yang bisa meringankannya atau memberatkannya. Selayaknya semua orang kalau diiris tangannya akan merasa sakit, kalau dibius tidak akan terasa, begitu pun kalau irisan tersebut ditumpahi air jeruk, maka akan terasa lebih perih," terangnya.
Menurutnya, yang berfungsi sebagai bius tersebut adalah amal baik. Sebab, selama aneka amal baik dilakukan, maka sewaktu ruh dicabut tidak akan terasa sakitnya. Karena pada orang-orang seperti ini ditunjukkan tempat kembalinya, yaitu surga.
"Jadi memang berat, tetapi ada faktor yang meringankan dan menyenangkan," tegasnya.
Begitu pula sebaliknya, Prof Quraish menyampaikan, kondisi orang-orang yang berat menghadapi kematiannya disebabkan oleh dilihatnya malaikat dengan gambaran wajahnya, dan merasakan sakitnya dicabut.
Selanjutnya, ia turut menjelaskan salah satu Firman Allah dalam QS An-Naziat bahwa malaikat mencabut nyawa orang kafir dengan keras, dan mencabut nyawa orang mukmin dengan lemah lembut.
"Kata nadza itu memang gambaran dicabut, tapi kita lupa bahwa kata Nashitath (QS An-Naziat) artinya mengelus-elus sehingga Anda terasa tertidur nyaman. Maka, jika ingin bahagia, berusahalah di dunia ini untuk istiqamah melakukan segala bentuk kebaikan," ujarnya.
Terpopuler
1
Sinergi LPBINU Jatim dan MMB SPS Unair, Bersatu Hadapi Bencana
2
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
3
Gerakan Koin sebagai Pilar Kemandirian dan Konsolidasi NU
4
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
5
20 Dai Muda Jatim Resmi Jadi Kader Kemenag RI, Siap Berdakwah di Era Digital
6
LF PBNU Tetapkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025
Terkini
Lihat Semua