Tapal Kuda

Inilah Makna Qadha dan Qadar Menurut Kiai Zuhri

Jumat, 17 Juni 2022 | 15:00 WIB

Inilah Makna Qadha dan Qadar Menurut Kiai Zuhri

KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)

Probolinggo, NU Online Jatim
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo KH Moh Zuhri Zaini mengatakan, salah satu rukun iman yang keenam adalah beriman kepada qadha dan qadar atau takdir Allah, baik takdir baik maupun buruk.


ā€œRidha kepada takdir bukan berarti diam, melainkan tawakal atau berusaha. Misalnya kita sakit, maka kita diperintahkan berobat," ujarnya saat ngaji kitab Nadzam Syu'abul Iman karya KH Zaini Mun'im, Kamis (16/06/2022) di pondok pesantren setempat.


Menurutnya, yang menyembuhkan penyakit adalah Allah, namun melaui perantara obat. Jika Allah berkehendak tidak sembuh, meskipun berobat tidak akan sembuh.


ā€œKita yang merencanakan, Allah yang menentukan. Maka tugas kita adalah memilih yang baik dan melakukan yang terbaik,ā€ ujar putra KH Zaini Mun'im itu.


Ia mengatakan, seorang manusia tidak bisa menolak kehendak Allah, karena hal itu sudah menjadi ketentuan-Nya. Tugas manusia adalah memilih yang baik meskipun hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.


ā€œCara kita ridha kepada takdir Allah adalah tetap ikhtiar melakukan yang terbaik, meskipun hasilnya mengecewakan. Mungkin menurut Allah itu yang terbaik,ā€ jelasnya.


Oleh karena itu, satu-satunya cara menyelamatkan diri adalah patuh dan tunduk kepada syari'at-Nya dan menerima takdir-Nya. Jika manusia tidak menerima takdir yang Allah berikan, maka ia akan menderita.


ā€œOrang yang mempunyai akal sehat akan mengakui ketentuan Allah, karena Dia lah yang berkuasa di alam semesta ini,ā€ ujar alumni Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan tersebut.


Kiai Zuhri pun berpesan kepada Nahdliyin untuk berikhtiar menentukan nasibnya sendiri. Menurutnya, meskipun hal itu sudah ditentukan oleh Allah, manusia wajib berikhtiar sebagaimana yang telah diperintahkan


ā€œNasib seorang hamba sudah ditentukan oleh Allah, namun Allah tetap memberikan kebebasan kepada hambanya untuk menentukan nasibnya sendiri,ā€ pungkasnya.