• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Tapal Kuda

KH Imam Ghozali Said Jelaskan Perubahan Tatanan Dunia dari Masa ke Masa

KH Imam Ghozali Said Jelaskan Perubahan Tatanan Dunia dari Masa ke Masa
KH Imam Ghozali Said. (Foto: NOJ/Pesantren.id)
KH Imam Ghozali Said. (Foto: NOJ/Pesantren.id)

Lumajang, NU Online Jatim

Tatanan dunia dari masa ke masa hingga saat ini terus berubah. KH Imam Ghozali Said menjelaskan saat zaman pra Islam, ada dua peradaban besar yang berkuasa saat itu yaitu peradaban Romawi dan Persia. Jauh sebelumnya bahkan ada peradaban Cina dan India, dan di Eropa ada Peradaban Yunani. Perkembangan ilmu pengetahuan saat itu berkembang pesat, hanya saja tidak diiringi etika atau akhlak.

 

Pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur Wonocolo Surabaya ini mengurai hal itu saat hadir sebagai narasumber pada Halaqah Nasional Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'in Kedungjajang Lumajang, Kamis (10/11/2022).

 

"Imperium mana saja yang militernya kuat bisa menguasai wilayah lain dan itu dilegalkan saat itu. Kemudian, Islam datang di tengah dua peradaban besar ini. Nabi datang memberi etika bagaimana berdagang, kejujuran, bagaimana kalau perang, perang boleh tapi harus ada etika. Maka saat itulah Islam datang mengisi kekosongan akhlak tersebut," ungkap Kiai Ghozali.

 

Kiai Ghozali mengungkapkan, sepanjang sejarah Islam, baik zaman Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, dinasti-dinasti dan lainnya semua berdasarkan kekuatan militer. Hal itu dikarenakan tidak adanya lembaga di dunia yang bertugas sebagai polisi dunia. Siapa yang militernya kuat maka bisa menguasai dan yang lemah maka harus bayar jizyah (pajak) dan dilegalkan.

 

"Yang kalah perang jadi budak dan hartanya menjadi harta rampasan perang. Ini terjadi sebelum selesainya khilafah di abad 16 hingga 19. Di abad 20 adalah era penjajahan dan yang menang adalah barat. Maka penjajahan barat kepada dunai Islam itu dianggap legal dalam hukum internasional. Jadi harta kita diambil belanda dan jepang itu dibenarkan saat itu," lanjut Kiai Ghozali.

 

Setelah perang dunia pertama pada tahun 1914, jelas Kiai Ghozali,  dunia Islam masih punya pusat kekuasaan, tapi hanya lambang bukan kekuatan yaitu Turki Usmani, Syiah dengan Kerajaan Kaja dan Safawi, dan di India ada Moghul. Namun semuanya kalah dari barat secara militer. Maka dunia menjadi milik pemenang dengan gagasan-gagasannya. Seperti didirikannya League Nation yang kemudian berganti United Nation

 

"Yang hari ini dikenal dengan PBB. Maka batas teritorial itu sesuai dengan saat Indonesia dijajah dan itu diakui dunia internasional. Kalau nanti melanggar maka melanggar hukum internasional. Inilah kemudian di abad ke-20 memang betul-betul menjadi tatanan dunia baru," imbuh Kiai Ghozali.

 

Maka dalam tatanan dunia baru ini, sejauh apa peran fiqih di dalamnya. Karena di abad 20 tatanan dunia sudah betul-betul berubah. Kiai Ghozali menegaskan, tatanan tersebut tidak mungkin sepenenuhnya mengikuti fiqih secara tekstual seperti di kitab-kitab yang ada. 

 

"Karena itu merupakan produk saat itu yang sesuai dengan kondisi waktu itu. Maka fiqih harus ada teks baru dengan metodologi yang tetap sama dengan teks yang berbeda sesuai dengan illatnya," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru