Lumajang, NU Online Jatim
Relawan NU Peduli Semeru dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto menyajikan hiburan religi dengan tarian sufi di posko pengungsian SMPN 2 Pasirian Lumajang pada Ahad (19/12/2021).
Hidup di pengungsian tentunya tidak diinginkan siapa pun, namun keadaan bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi dua pekan lalu telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga. Berangkat dari hal itu, Gus M Nurul Huda pembina tari sufi menuturkan, selain untuk trauma healing, tari ini juga mengajarkan nilai-nilai kesabaran.
"Tari ini mengajarkan fokus, kejadian apapun yang dialami penari itu tidak ada efek baginya. Para korban ini saya ajak berpikir kembali kepada Allah, sehingga kalau kita fokus kepada Allah sebesar apapun musibah kita akan terima dan legowo dengan takdir yang ditetapkan," ungkap Gus Huda yang juga Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) MWCNU Bangsal ini.
Tari suri yang ditampilkan 13 santri pesantren ini benar-benar membuat para pengungsi penasaran. Awalnya sudah banyak pengungsi yang kembali ke tenda, namun melihat ada pertunjukan tarian sufi mereka bergegas ke halaman untuk menyaksikan.
"Bahkan ada beberapa anak pengungsi ikut berputar-putar ingin mencoba, tapi ketika mereka mencoba baru tiga putaran sudah tumbang," pungkas pengasuh Pondok Pesantren Rudlotul Qurro' wal Munsyidin Salen, Bangsal, Mojokerto ini.
Setelah pertunjukan, NU Peduli Semeru asal MWCNU Bangsal Mojokerto ini juga memberikan bantuan langsung kepada beberapa korban erupsi Semeru setelah singgah terlebih dahulu di Posko utama NU Peduli di Gedung PCNU I Lumajang untuk menyerahkan bantuan logistik dan uang Rp 73 juta.
Editor: Romza