Probolinggo, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Timur, H Sururi menegaskan, bahwa seluruh guru di bawah naungan Pergunu wajib berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah.
“Hal tersebut karena organisasi khusus guru ini lahir dari Nahdlatul Ulama,” ujarnya saat pelantikan Pimpinan Cabang (PC) Pergunu Kota Probolinggo masa khidmat 2021-2026. Kegiatan tersebut dipusatkan di halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) NU Hidayatul Ula, Ketapang, Kademangan, Kota Probolinggo, Ahad (28/11/2021)
Disebutkan oleh Sururi, bahwa setiap kali dilakukan pendataan, guru-guru Nahdlatul Ulama harus berhaluan Aswaja. Baik itu soal akidahnya, amaliyahnya, harakahnya, atau pun fikrahnya.
"Semua itu bagi anggota Pergunu harga mati. Ini seperti NKRI, harga mati tidak boleh tidak," tegasnya.
Dirinya mengingatkan, agar kader Pergunu tidak setengah-setengah dalam menjalankan akidah Ahlussunnah wal Jamaah. “Artinya, meski secara amaliyah selaras dengan ajaran NU, tapi secara fikrah masih sama dengan kelompok tertentu di luar NU. Itu tidak boleh bagi kader Pergunu,” ungkapnya.
Pihaknya pun meminta perhatian Ketua Pergunu di seluruh daerah terkait hal tersebut. Karena menurutnya, anggota Pergunu banyak dan tersebar di mana-mana.
“Karena anggota Pergunu itu banyak, tentu persoalann ideologi ini menjadi perhatian bersama. Karena Pergunu ini merupakan organisasi profesional,” tuturnya.
Diketahui, pembacaan Surat Keputusan (SK) pelantikan PC Pergunu Kota Probolinggo dilakukan oleh Wakil Ketua PW Pergunu Jawa Timur Misbahul Munir.
Hadir dalam acara pelantikan tersebut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Probolinggo H Samsur, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo H Moch Masykur, Kepala Kelurahan Ketapang Zainul Faruk dan undangan lainnya.