Sejarah Pendirian Universitas Islam Jember segera Dibukukan
Kamis, 30 September 2021 | 17:15 WIB
Syaifullah
Kontributor
Jember, NU Online Jatim
Pendirian Universitas Islam Jember (UIJ) memiliki catatan sejarah yang berliku. Perkembangannyapun tidak landai. Namun akhirnya berkat kegigihan para kiai dan pengelola kampus setempat. Perguruan tinggi yang terletak di Jalan Kiai Mojo Nomor 101 itu berdiri kokoh hingga kini di tengah persaingan yang begitu tajam.
Namun semangat para kiai untuk mendirikan UIJ, dan perjuangannya menjaga kesinambungan kampus tersebut, tidak serta merta muncul dalam kertas sejarah. Padahal itu perlu diketahui masyarakat, khususnya Nahdliyin agar menjadi pelajaran dalam berjuang untuk kebesaran UIJ. Itulah yang melatarbelakangi pengelola UIJ untuk menulis buku tentang sejarah pendirian kampus tersebut.
“Ini bukan sekadar buku sejarah pendirian UIJ seperti buku-buku sejarah pendirian sebuah perguruan tinggi pada umumnya. Buku ini akan ditulis dalam bentuk feature dengan bahasa yang sederhana tapi tetap menjaga keindahan redaksional,” kata Wakil Rektor III UIJ sekaligus ketua tim penulis buku, Shodiq Syarif di sela-sela rapat tim penulis di ruang rektorat UIJ, Kamis (30/09/2021).
Menurut Shodiq, membicarakan pendirian UIJ tentu tak lepas dari memperbincangkan NU. Sebab, NU-lah yang menginisiasi pendirian kampus ini. Hebatnya, NU saat itu tidak punya modal apa-apa ketika mendirikan UIJ kecuali hanya semangat dan keyakinan akan datangnya pertolongan Allah.
“Modalnya adalah semangat, keyakinan dan kebersamaan antar pengurus NU di semua tingkatan. Semangat dan kebersamaan itulah, salah satunya, yang harus menjadi spirit dalam penulisan buku itu,” tambahnya.
Jurnalis senior tersebut menegaskan, saat ini kerap kali muncul perilaku masyarakat yang mengancam kebersamaan. Intoleransi, saling menyalahkan amalan orang lain, dan sebagainya sering kali terjadi di masyarakat, dan terkadang menjadi sumbu pendek bagi tersulutnya api pertikaian yang tak berujung.
“UIJ harus menjadi lokomotif toleransi, yang menghargai nilai-nilai keragaman,” pungkasnya.
Penulis: Aryudi A Razaq
Terpopuler
1
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Denanyar KH Ahmad Wazir Ali Wafat
2
Siswa MI Bilingual Roudlotul Jannah Prambon Raih Juara 1 Pildacil Porseni Jatim
3
Innalillahi, Mustasyar PCNU Tuban KH Cholilurrohman Wafat
4
Polemik Sound Horeg, Dosen Ma'had Aly Lirboyo: Perlu Ada Solusi Bersama
5
Pesantren Al-Anwar Pacitan Gelorakan Mars Syubbanul Wathan di Festival Rontek 2025
6
Khutbah Jumat: Inspirasi Dakwah dan Perjuangan Nabi Musa saat Muharram
Terkini
Lihat Semua