• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

Sekretaris LKNU Pasuruan Jelaskan Sisi Positif dan Negatif Bermain Lato-Lato

Sekretaris LKNU Pasuruan Jelaskan Sisi Positif dan Negatif Bermain Lato-Lato
Tim PC LKNU Pasuruan dan Unicef langsung di sambut lato-lato oleh siswa-siswi SDN Warungdowo, Pohjentrek, Pasuruan. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)
Tim PC LKNU Pasuruan dan Unicef langsung di sambut lato-lato oleh siswa-siswi SDN Warungdowo, Pohjentrek, Pasuruan. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kabupaten Pasuruan bersama United Nations Children's Fund (Unicef) menggelar pelatihan Komunikasi Antar Personal (KAP). Kegiatan ini di gelar di dua tempat, pertama posyandu Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan. Kedua di Sekolah Dasar Negri (SDN) Warungdowo, Jum'at (13/01/2023).


Uniknya dalam perjalanan menuju SDN Warungdowo, Tim LKNU dan Unicef di sambut dengan murid-murid yang sedang bermain lato-lato.


Mochammad Taufiq, Sekretaris LKNU Kabupaten Pasuruan mengatakan, lato-lato merupakan permainan yang bisa memberikan ketrampilan kepada anak-anak khususnya anak SD.


"Dulu waktu saya kecil permainan ini juga sempat viral dan bisa melatih kreativitas anak-anak di tengah zaman digital seperti saat ini," ujarnya.


Dirinya mengatakan, permainan lato-lato yang dilakukan oleh anak-anak harusnya diawasi oleh orang tua. Hal ini untuk mengantisipasi dampak negatif dari hal-hal yang tidak diinginkan.


"Jika keseringan bermain lato-lato dapat menimbulkan efek tangan bengkak, kepala benjol jika terkena kepala, maka orang tua harus mengawasinya," terangnya.


Lebih lanjut, dampak positif dari bermain lato-lato adalah mengalihkan perhatian kepada gadget atau smartphone. Sehingga bisa berkumpul dengan teman-temannya dan menjalin keakraban kembali.


"Selama pandemi anak-anak kebanyakan belajar di rumah minim bertemu dengan teman-temannya. Adanya fenomena lato-lato ini bisa jadi sarana mempererat pertemanan mereka,” paparnya.


Menurutnya, selagi permainan itu tidak digunakan pada jam-jam kegiatan belajar mengajar, mainan tersebut sah-sah saja dibawa ke sekolah. Sekolah memperbolehkan membawa lato-lato dan tidak juga mengeluarkan larangan membawanya ke sekolah, seperti di sekolah SDN Warungdowo ini.


Tapal Kuda Terbaru