• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Tokoh

Hari Ini, 14 Februari 1871 Lalu Hadratussyekh Dilahirkan

Hari Ini, 14 Februari 1871 Lalu Hadratussyekh Dilahirkan
Hadratussyekh yakni KH M Hasyim Asy'ari lahir 14 Februari 1871. (Foto: NOJ)
Hadratussyekh yakni KH M Hasyim Asy'ari lahir 14 Februari 1871. (Foto: NOJ)

Hari Rabu (14/02/2023) ini demikian istimewa. Usai puncak resepsi 1 abad NU yang berlangsung demikian meriah dan sarat makna, juga dilanjut dengan peringatan hari kelahiran Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari.


Saat sebagian kalangan memperingati hari kasih sayang, 14 Februari adalah waktu istimewa. Karena tepatnya di tahun 1871 telah lahir bayi yang memberikan warna baru bagi perjalanan bangsa Indonesia. Kala itu bertepatan dengan Selasa Kliwon, 24 Dzul Qa’dah 1287 H.


Bayi dimaksud adalah M Hasyim Asy’ari. Putra ketiga dari 11 bersaudara pasangan Kiai Asy'ari dan Nyai Halimah tersebut dari garis ibu merupakan keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang).


Hadratussyekh adalah keluarga kiai. Kakeknya, Kiai Utsman memimpin Pesantren Nggedang yang berada di sebelah utara Kabupaten Jombang. Sedangkan ayahnya sendiri, Kiai Asy’ari, memimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Dua orang inilah yang menanamkan nilai dan dasar-dasar Islam secara kokoh kepadanya.


Hadratussyekh adalah kakek KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut wafat di daerah yang sama pada 21 Juli 1947 yang bertepatan dengan 3 Ramadhan 1366 H dalam usia 76 tahun. Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, makam Mbah Hadratussyekh yang berada di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, diziarahi ribuan orang tiap harinya.
 

Tidak diragukan lagi, peran Hadratussyekh penting sekali bagi perkembangan Islam di Nusantara. Ayahanda Menteri Agama RI, KH A Wahid Hasyim ini mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899 M. Hampir sebagian besar pesantren di Jawa dan Sumatera lahir dari rahim Pesantren Tebuireng.


Para kiainya juga pernah menjadi santri Mbah Hasyim. Selain itu, Hadratussyekh juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan mengajak santri berjuang melawan penjajah. Menurutnya, berjuang melawan perebut kedaulatan hukumnya fardlu ‘ain, wajib bagi setiap kaum muslimin Indonesia.
 

Selain itu, Hadratussyekh juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yakni dengan mengajak para santri dan masyarakat lain untuk berjuang melawan penjajah dengan mengeluarkan Resolusi Jihad. Karena berjuang melawan mereka hukumnya fardlu ain, yakni wajib bagi setiap muslimin Indonesia.
 

 

Sebagaimana dikisahkan film nasional berjudul Sang Kiai, pada 22 Oktober 1945, Hadratussyekh mengeluarkan fatwa jihad. Isinya, hukum membela negara dan melawan penjajah adalah fardlu ain alias wajib bagi setiap mukallaf (orang dewasa) yang berada dalam radius 88 kilometer.
 

Jadi, pahala perang melawan penjajah setara jihad fi sabilillah. Oleh karena itu, orang Islam yang gugur dalam peperangan itu dihukumi syahid. Fatwa jihad ini kemudian dikenal dengan istilah Resolusi Jihad. Perjuangan Hadratussyekh dalam membela Tanah Air menginspirasi lahirnya film Sang Kiai, sebuah film perjuangan yang diproduksi Rapi Films pada 2013.
 

Tidak berlebihan kiranya jika pemerintah Indonesia menetapkan Hadratussyekh sebagai salah satu pahlawan nasional. Karenanya, sempatkan mengirimkan bacaan surat Al-Fatihah, Yasin dan tahlil, maupun ziarah ke makam Hadratussyekh di Pesantren Tebuireng, Jombang.


Editor:

Tokoh Terbaru