• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Jujugan

Gula ‘Cobbhuk’, Gula Aren Khas Sumenep Madura

Gula ‘Cobbhuk’, Gula Aren Khas Sumenep Madura
Gula 'Chobbuk' bikinan warga Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura. (Foto: NOJ/Firdausi)
Gula 'Chobbuk' bikinan warga Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Madura memiliki beragam jajanan khas pasaran. Untuk jajanan manis, seperti jubede, kucur, kue karamel, apem, dan sejenisnya. Dari semua jajanan itu, bahan dasarnya ialah gula arena tau gula merah. Orang Madura menyebutnya Gula Jawa. Ada juga yang menyebut dengan gula cobbhuk.

 

Halili, pembuat gula cobbhuk di Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, menjelaskan, gula tersebut terbuat dari air nira atau la’ang yang diambil dari pohon siwalan, di Madura disebut pohon tarebung. Gula tersebut kemudian ditaruh di wadah bernama cobbhuk, yang terbuat dari anyaman daun siwalan. Itu sebabnya disebut gula cobbhuk.

 

Halili sudah 20 tahun menggeluti dunia gula cobbhuk. Dalam sehari, dia memanjat pohon siwalan dua kali untuk mengambil air nira dari bunga siwalan yang kemudian diolah menjadi gula merah. Biasanya, lanjut dia, dalam setahun siwalan berbunga dua kali. Biasanya di bulan Januari. Caranya, bunga dilukai hingga mengeluarkan cairan dan ditampung di satu wadah.

 

“Sebelum dimasak di tungku besar dan api yang besar, air nira dicampur serbuk laron yang terbuat dari kulit kayu kesambi,” kata Halili ditemui NU Online Jatim di rumahnya di Dusun Drusah, Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, pada Kamis (21/10).

 

Dalam sehari, Halili mampu mengolah air nira menjadi gula sebanyak 25 liter. Dimasak sekira empat jam, air nira kemudian akan berubah warna cokelat. Air gula kemudian dimasukkan ke dalam wadah cobbhuk lalu mengeras. “Air gula yang masih lembek dinamakan ‘tanggulih’ yang biasa dijadikan bahan pemanis atau pelengkap cemilan,” tandasnya.

 

Anak Halili, Ahmad Rifqi, menjelaskan, cobbhuk yang dibuat wadah gula bikinan Halili tak perlu membeli. Ibu atau nenek Rifqi yang membuat cobbhuk-nya. Dalam sehari, nenek Rifqi mampu membuat 60 buah cobbhuk. Begitu dikemas, gula cobbhuk kemudian dijual seharga Rp14 ribu per cobbhuk besar dan Rp1000 per cobbhuk kecil.


Jujugan Terbaru